ISEY || CHAPTER SATU

2.5K 78 15
                                    

[I Shall Embrace You]

-

-

Haii... Akhirnya aku kembali.

Setelah ribuan purnama nggak aktif di dunia orange hihihi~

FYI, cerita ini aku rombak dan aku susun ulang lagi. Sekalian memperbaiki typo yang lumayan banyak hehehe.

Aku harap kalian suka dengan cerita ini.

Jangan lupa Vote cerita ini ya~

-

-

Pagi ini begitu sibuk, seperti biasa. Orang-orang akan sibuk dengan urusannya masing-masing. Ada yang bersiap untuk pergi kerja, ada yang bersiap untuk ke sekolah, dan ada juga yang sibuk dengan rutinitas dapur.

Begitu juga Aini yang tengah asik dengan kegiatannya saat ini, memasak sarapan untuk anak dan suaminya. Ia dengan cekatan mencampurkan berbagai bahan makanan hingga menjadi hidangan yang menggiurkan. Aini melirik ke arah jam dinding yang berada di ruang makan yang menyatu dengan dapur. Jam menunjukan pukul setengah enam pagi, dan belum ada satu pun yang turun untuk sarapan.

Ia mematikan kompor dan berjalan menghampiri suaminya di kamar. Hal pertama yang ia lihat adalah suaminya yang tengah kesulitan memasang dasi. Aini pun tersenyum lantas berjalan menuju ke arah suaminya dan mengambil alih kegiatan itu.

"Cia sudah siap?" tanya Bambang suaminya. Seketika Aini teringat dengan anak sulungnya itu. Setelah selesai memakaikan dasi suaminya, ia pun keluar dan berjalan menuju kamar anaknya yang berada di lantai dua.

Ketika sampai di lantai dua ia melihat anak bungsunya-Dinda, baru saja keluar dari kamarnya lengkap dengan seragam sekolah dan tas yang ia sandang di punggungnya.

"Kakak kamu mana?" tanya Aini.

Dinda mengangkat kedua bahunya lalu menjawab, "Nggak tahu Bun, masih siap-siap mungkin."

Aini menghela nafas lalu berjalan menuju kamar Cia yang terletak di depan kamar Dinda. "Yaudah, kamu cepetan turun. Ayah kamu udah di bawah," jelas Aini pada anaknya yang hanya dijawab dengan anggukan kepala.

Aini segera masuk ke kamar itu setelah mengetok-ngetok pintu namun tidak ada jawaban dari pemilik kamar.

"Ya ampun Cia!!!" ucap Aini ketika melihat anak sulungnya itu juga belum selesai. Ia masih memakai celana piyama dan atasan kemeja. Sontak Cia melirik ke arah sumber suara. Cia mendapati bundanya yang berkecak pinggang dan menatap tajam ke arahnya. Gadis itu tersenyum kikuk lalu melanjutkan kegiatannya mengacak-acak lemari pakaian mencari sesuatu.

"Kamu ngapain sih?" ucap Aini yang berjalan mendekati anaknya.

"Itu Bun...." Cia menggantung kalimatnya.

"Itu apa?" tanya Aini heran melihat kegiatan anaknya itu.

"Rok Cia. Nggak ketemu dari tadi," jelasnya sembari menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Aini menggelengkan kepalanya lalu menghela nafas pelan. Ia berjalan menghampiri anaknya itu, kemudian membuka sisi lemari yang dari tadi tertutup.

Aini berusaha menjangkau sesuatu. Ketika ia mendapatkannya, ia langsung memberikan barang itu pada anaknya. "Ini rok kamu," ucap Aini penuh penekanan pada setiap katanya.

"Loh ... kok ada di sana, Bun?" tanya Cia heran.

"Letaknya emang di sana, Cia," ucap Aini. "Ayok buruan, nanti kamu telat lho," jelas Aini sembari mengelus puncak kepala Cia penuh sayang.

I SHALL EMBRACE YOUWhere stories live. Discover now