ISEY || CHAPTER ENAM

587 69 1
                                    

[I Shall Embrace You]

-

-

Balik lagi di ceita ini...

baru aja kemarin update, sekarang up lagi.

Happy reading~

-

-

Cia bangun dari tidurnya, badannya terasa pegal karena seharian kemarin ia membereskan beberapa barang yang akan ia bawa kerumah Vian. Dia akan merindukan kamar ini. Beberapa menit berlalu, Cia segera bangkit dari tempat tidurnya lalu berjalan dengan langkah gontai menuju kamar mandi.

Cia akan tinggal bersama Vian.

Itulah keputusan yang telah orang tua mereka bicarakan. Ditambah kemarin orang tua Vian datang ke rumah. Mereka membicarakan hal-hal yang menurut mereka penting untuk dibahas. Tapi tidak menurut Cia.

Kemarin Vian tidak ikut, karena laki-laki itu ada kegiatan di kampus. Kedua orang tua Vian yang hangat membuat Cia merasa tidak canggung jika akan menetap di rumah Vian nanti. Terlebih Mama Vian adalah teman bundanya.

Setelah mandi, Cia keluar dari kamarnya. Saat ini, gadis itu memakai baju kaos putih kebesaran serta hotpants berwarna hitam. Ia segera turun karena harus sarapan mengingat sekarang sudah jam delapan pagi. Mengingat hari ini tanggal merah, jadi Cia bisa sedikit santai di rumah.

Cia berjalan menuruni anak tangga. Setelah sampai di lantai bawah ia langsung berlari menghampiri bundanya yang tengah berdiri sembari mempersiapkan hidangan di meja makan.

"Biar Cia aja, Bunda," ucap Cia sembari mengambil mangkuk yang berisi sup dari tangan Aini. Aini menggelengkan kepalanya melihat sikap putrinya itu.

"Wah, tumben pengantin baru bangunnya cepat," sindir Dinda yang langsung mendapat jitakan di kepalanya.

"Sakit, Kak," keluh Dinda seraya mengusap kepalanya. Cia tidak mempedulikan ucapan adiknya itu.

"Udah jangan bertengkar mulu. Cia panggilin Ayah kamu." Perintah Aini.

"Ayah dimana, Bunda?" tanya Cia pada Aini yang sudah duduk di kursinya.

"Di depan lagi nonton," jawab Aini.

"Tumben." Cia langsung berjalan menuju ruang keluarga yang menyatu dengan ruang tamu.

"Ayah, makanannya ud—" ucapan Cia terhenti ketika laki-laki dengan jaket jeans berwarna hitam itu menoleh ke arahnya.

Laki-laki itu adalah Vian.

Ketika menyadari kalau dirinya hanya memakai hotpants, Cia langsung memutar tubuhnya, berbalik dan berlari menuju kamarnya.

"Bunda kenapa nggak bilang kalau ada Vian?!" tanya Cia setengah berteriak sembari menaiki anak tangga. Sementara Aini hanya terkekeh pelan.

Semua orang telah duduk di ruang makan. Siap menyantap makanan yang ada di hadapan mereka. Cia turun setelah mengganti celananya dengan celana tidur yang lebih panjang. Aini menatap kedatangan putri sulungnya itu.

"Kenapa diganti?" tanya Aini tersenyum jahil.

Wajah Cia memerah menahan malu, bola matanya tidak lepas dari laki-laki yang duduk di kursi yang biasa diduduki oleh Dinda. Sedangkan Dinda duduk di sebelah Aini. Vian tidak menoleh sama sekali, lebih tepatnya laki-laki tidak peduli dengan apa yang Cia pakai. Cia segera duduk di sebelah Vian. Gadis itu melirik Vian sekali lagi lalu mengendus sebal.

I SHALL EMBRACE YOUWhere stories live. Discover now