ISEY || CHAPTER SEMBILAN BELAS

423 39 0
                                    

[I Shall Embrace You]

-

-

Haii

senang nggak sih aku update tiap hari?

hehehe happy reading~

-

-

-

"Vian, katanya mau ke butik Mama!" teriak Cia dari luar. Gadis itu sudah siap sejak tadi. Berbeda dengan Vian yang masih bergelung di bawah selimut.

"Vian bangun, udah jam sepuluh. Keburu jam makan siang nanti," ujar Cia sembari berjalan ke arah Vian.

"Vian," kali ini Cia melembutkan suaranya.

Laki-laki itu mulai membuka matanya. Mengerjapkan matanya berkali-kali hingga terbuka sempurna.

"Buruan mandi," ucap Cia yang masih menunggu Vian bangkit.

Vian bergumam tidak jelas namun bangkit juga. Ia melirik Cia sekilas lalu berjalan ke arah kamar mandi. Cia mengerutkan keningnya ketika ia sadar ada yang berbeda dari Vian hari ini.

Cia menunggu di bawah sambil mengolesi roti dengan selai kacang.

"Udah?" Cia berbalik saat suara itu menyapa gendang telinganya. Ia menatap Vian yang sudah siap memakai kaos lengan panjang yang sedikit kebesaran, celana denim hitam serta lengan kaos yang digulung hingga siku.

"Ini," ujar Cia sambil menyodorkan roti yang sudah ia olesi selai.

Vian menatap roti itu lalu ia kembali menatap gadis di depannya.

"Aku kan udah bilang nggak mau sarapan."

"Tapi aku udah bikin."

"Tapi aku nggak mau."

"Susah banget ya, hargai usaha orang?" tanya Cia sebal.

Vian menghela nafas lalu pasrah mengambil roti itu.

"Besok-besok, kalau aku bilang enggak ya enggak." laki-laki itu berlalu pergi meninggalkan Cia yang tersenyum menatap punggung Vian.

Jalanan tidak terlalu ramai Sabtu itu. Hanya ada beberapa kendaraan. Berbanding terbalik dengan keadaan Senin pagi. Cia menoleh, sesekali ia melirik Vian yang fokus dengan kemudi.

Ada yang berbeda dengan wajah Vian pagi ini. Tapi apa? Cia kembali memalingkan wajahnya. Ia berkerut kening saat tidak mendapatkan letak perbedaan itu. Ia kembali menatap wajah Vian. Namun matanya membelalak saat Vian memergokinya.

"Ngapain curi-curi pandang kayak gitu?" tanya Vian yang kembali menatap jalanan di depan.

"Ada yang aneh sama wajah aku?" tanya Vian lagi.

"Heh?" jawab Cia kikuk.

Gadis itu memilih diam. Menyibukkan diri dengan ponselnya.

"Kita berhenti di toko kue dulu, ya?" pinta Cia.

"Buat apa?"

"Mama, minta beliin brownies." Cia menyodorkan isi chatnya dengan Ratna pada Vian, sebagai bukti.

Vian mengangguk paham. Mobil hitam itu berhenti di salah satu toko kue. Cia membuka seatbelt-nya namun tidak dengan Vian. Laki-laki malah bersandar pada sandaran jok mobil.

"Kamu nggak masuk?" tanya Cia.

Vian menggeleng. "Aku tunggu di sini aja."

Cia mengangguk lalu segera turun. Ia sempat heran dengan tingkah Vian, pasalnya setiap mereka pergi, Vian tidak pernah menunggunya di dalam mobil. Laki-laki itu selalu ikut.

I SHALL EMBRACE YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang