ISEY || CHAPTER DUA PULUH

505 39 1
                                    

[I Shall Embrace You]

-

-

Hai balik lagi hehehehe

jangan lupa vote dan komen cerita ini

happy reading~

-

-

"Vian? Ngapain disini?" ucapnya nampak heran dengan keberadaan Vian di sana.

Berbeda dengan Vian yang menatapnya biasa saja. Yang lebih menarik perhatian Vian adalah gadis yang ikut berdiri di sampingnya.

"Ngapain lihatin cewek aku?" tanya Dimas.

Vian memutar bola matanya malas.

"Pacar kamu?" ada keraguan pada pertanyaan Vian.

Dimas mengangguk lalu tersenyum remeh arah Vian. "Kenalin pacar aku," ujar Dimas mengenalkan gadis yang berdiri di sebelahnya pada Vian.

"Ranti," ujar gadis itu memperkenalkan diri.

"Vian."

Vian kembali menatap Dimas yang masih berdiri. "Kapan jadinya? Kok aku nggak tahu?" tanya Vian penasaran.

"Ada. Masa semuanya harus lapor dulu," jawab Dimas enteng.

"Kamu nggak ngajak kita duduk gitu?" protes Dimas.

Vian menghela nafas. "Kalau mau duduk ya tinggal duduk."

"Dingin amat bos, heran kenapa 'dia' tahan sama kamu," ujar Dimas yang langsung mendapat tatapan tajam dari Vian. Dimas hanya terkekeh pelan lalu segera duduk di hadapan Vian begitu juga dengan Ranti.

"Sendiri aja atau--"

"Sama istri." potong Vian cepat membuat Dimas menggeleng pelan.

"Istri?" tanya Ranti dengan mata yang melotot tidak percaya. Vian tersenyum samar melihat reaksi Ranti.

"Maaf," ucap Ranti saat sadar jika reaksinya terlalu berlebihan.

Cia keluar dari toilet setelah urusannya selesai. Ia melihat jika di meja itu Vian tidak sendirian. Cia menghela nafas, memilih mendekat meski ragu.

Vian menatap Cia sekilas lalu kembali memalingkan wajah menatap lawan bicaranya. Cia heran. Ada yang berbeda dengan Vian hari ini. Wajahnya terlihat lebih pucat dari biasanya. Apakah laki-laki itu sakit?

Cia semakin mendekat. Ia tersenyum kala tatapannya dengan Vian kembali bertemu. Vian membalas senyuman itu meski tidak selebar senyuman Cia.

"Hai, Cia!" sapa Dimas saat gadis itu sudah berdiri di dekat mereka.

Baru saja Cia ingin membalas sapaan Dimas. Tapi sorot matanya jatuh pada gadis yang duduk di sebelah Dimas.

"Ranti?"

"Cia?" ucap mereka bersamaan.

Cia mendudukkan bokongnya ragu. Tubuhnya kaku. Seakan mimpi buruk baru saja menerpanya.

"Kamu ngapain di sini?" tanya Cia pada Ranti.

"Harusnya aku yang nanya, kamu ngapain di sini?" Ranti malah melempar pertanyaan yang sama.

"Aku sama...." Cia menggantung ucapannya. Ia menatap Vian meminta bantuan, tapi laki-laki itu malah memalingkan wajah. Tidak ingin terlibat.

Ranti memijit batang hidungnya. Gadis itu menghela nafas sembari memikirkan sesuatu.

I SHALL EMBRACE YOUDove le storie prendono vita. Scoprilo ora