ISEY || CHAPTER TIGA

573 55 2
                                    

[I Shall Embrace You]

-

-

Happy reading!!!

Jangan lupa Vote cerita ini. Vote dari kalian penyemangat buat aku nulis~

-

-

Bus melaju dengan kecepatan sedang, mengantarkan rombongan kemah ke sebuah desa yang lumayan jauh jaraknya dari kota Surabaya. Setelah menempuh perjalanan selama lebih dari satu jam, suasana di dalam bus mulai hening. Tidak ada satu pun yang mengeluarkan suara seperti saat baru berangkat. Kebanyakan dari mereka tertidur lelap mencicil jatah tidur yang berkurang selama satu minggu terakhir.

Cia terpesona dengan pemandangan yang ada di depan matanya, meskipun terhalang oleh kaca jendela. Cia duduk bersama Ranti sahabatnya, karena Alvin duduk bersama Pak Ridwan.

Cia menatap laki-laki yang duduk di seberang tempat duduknya. Ia melihat saat ini laki-laki itu tengah asik berbincang dengan Pak Ridwan. Gadis itu juga melihat Alvin yang sesekali tersenyum ditengah-tengah percakapannya. Dan hal itu tentu saja membuat Cia ikut tersenyum.

Ranti yang sedari tadi asik menyelami dunianya sendiri menghela nafas. Membuat Cia menatap ke arah sahabatnya itu. Ranti tengah sibuk dengan ponsel pintarnya membuat Cia kembali menatap pemandangan yang hijau di luar sana.

"Cia ..Cia...Cia...," panggil Ranti yang terkesan tergesa-gesa.

Cia sontak menatap sahabatnya itu lalu bertanya, "Kenapa?"

"Ini aku baca artikel tentang desa tempat perkemahan kita," jelas Ranti. Kedua alis Cia bertautan lalu ia mendekatkan kepalanya ke arah ponsel Ranti demi melihat artikel yang tengah sahabatnya baca.

"Terus?" tanya Cia penasaran

"Katanya aturan di desa itu super duper ketat banget," jelas Ranti antusias. Ranti mengscroll layar ponselnya lagi.

"Kita bakalan di nikahin kalau ketahuan berduaan dengan lawan jenis di desa itu," ujar Ranti tidak percaya. Matanya masih terpaku menatap layar ponsel.

"Ya baguslah," respon Cia.

Sontak Ranti menatap sahabatnya itu bingung. "Kenapa bagus?" tanya Ranti tidak mengerti.

"Nanti di sana aku bakalan berduan aja sama Alvin, biar dinikahin," jawab Cia enteng lalu terkekeh. Membuat Ranti menggeleng tidak percaya dengan apa yang barusan diucapkan oleh sahabatnya itu.

-

-

-

Vian masih fokus dengan ipad di tangannya. Ia sibuk menyelesaikan desain yang belum rampung tadi malam. Sesekali ia menatap ke luar, suasana yang memberikan ketenangan. Lalu sebuah senyum simpul terbit di wajah laki-laki berparas tampan itu.

"Bikin apaan?" tanya Dimas pada laki-laki yang duduk di sebelahnya. Vian menatap Dimas sekilas lalu kembali fokus menatap layar Ipad-nya.

"Kerjaan yang belum selesai," jawabnya acuh.

Dimas mengangguk dan tidak memedulikan sikap Vian. Karena kedua laki-laki ini telah lama berteman. Jadi Dimas tahu betul bagaimana dinginnya sikap Vian.

Tidak lama seorang gadis menghampiri tempat duduk Vian dan Dimas.

"Hai, Kak Vian," sapa gadis itu sembari memainkan rambutnya yang bergelombang. Vian tidak menoleh sedikit pun ke arah gadis itu. Ia tetap fokus dengan kerjaannya.

I SHALL EMBRACE YOUWhere stories live. Discover now