ISEY || CHAPTER TUJUH

542 59 1
                                    

[I Shall Embrace You]

-

-

Siapa yang masih nungguin cerita ini?

Hehehe Happy reading~

-

-





Cia meraih ponselnya yang terus berbunyi. Kemudian ia mematikan alarm yang ia setel tadi malam. Gadis itu mengeliat di bawah selimut, matanya sangat berat untuk dibuka. Butuh waktu sekitar dua menit bagi gadis itu untuk mengumpulkan kesadarannya.

Ia bangun sambil mengusap wajahnya. Setelah itu ia melirik ke sebelah kanan. Hal pertama yang ia lihat adalah Vian yang masih tertidur. Melihat betapa damainya wajah Vian saat tidur, membuat Cia menyunggingkan senyum tanpa dia sadari.

Cia turun dari tempat tidurnya lalu berjalan menuju kamar mandi. Setelah selesai dengan rutinitas paginya, gadis itu turun menuju dapur yang terdengar sibuk pagi ini. Ia melihat Ratna yang tengah menyiapkan sarapan. Seketika Cia rindu pada bundanya, meski baru satu hari tidak bertemu.

"Pagi, Ma ..." sapa Cia pada Ratna yang tengah memotong-motong bawang. Ratna menatap ke arah Cia, lalu tersenyum.

"Udah bangun aja, masih setengah enam lho," jawab Ratna.

"Iya, pagi ini harus ke kampus, Ma."

Ratna mengangguk paham.

"Ada yang perlu Cia bantu nggak, Ma?" Cia menawari bantuan.

"Mau?" Tanya Ratna. Cia mengangguk yang membuat Ratna bergeser ke arah daging yang sedang di masak.

"Kamu bisa masak?" tanya Ratna pada gadis yang tengah membantu memotong bawang.

"Enggak juga, Ma."

Ratna tersenyum mendengar penuturan gadis itu. "Nggak apa-apa kok, dulu aja Mama nggak bisa masak sama sekali," ucap Ratna sembari membayangkan masa awal pernikahannya dengan Fery.

"Serius, Ma?" tanya Cia tidak percaya.

Ratna mengangguk lalu menjawab, "Iya."

"Trus dulu yang masak siapa, Ma? Asisten rumah tangga?" tanya Cia lagi. Kini Ratna menggeleng lalu menggeser tubuhnya mengambil potongan bawang yang sudah selesai dipotong oleh Cia.

"Waktu awal-awal nikah yang masak Papa," jawab Ratna sambil memasukkan potongan bawang ke dalam masakannya.

"Papa bisa masak, Ma?" Cia tertarik dengan obrolan ini.

"Bisa banget. Tapi saat Mama udah bisa masak, Papa udah nggak mau lagi nyentuh dapur."

"Woahh ... Papa keren ya, Ma. Ayah Cia nggak bisa masak, sekalinya masak langsung gosong," ucap Cia yang mendapat gelak tawa dari Ratna. Wanita paruh baya itu mengusap rambut Cia lembut.

"Vian juga bisa masak," ucap Ratna seketika. Cia menatap Ratna tidak percaya, dahinya mengerinyit bingung. Ratna yang melihat raut wajah Cia terkekeh pelan.

"Kenapa? Nggak percaya, ya?" tanya Ratna menebak pikiran Cia.

Cia mengangguk.

"Nanti kamu juga tahu," ucap Ratna. Lalu wanita paruh baya itu mematikan kompor, mengambil sebuah mangkuk lalu menuang oseng daging ke dalamnya.

"Vian udah bangun?" tanya Ratna pada Cia.

Cia berpikir beberapa saat lalu menjawab, "Cia ke atas dulu ya, Ma," pamitnya.

I SHALL EMBRACE YOUWhere stories live. Discover now