ISEY || CHAPTER DUA PULUH TIGA

422 37 0
                                    

[I Shall Embrace You]

-

-

Hai jangan lupa vote cerita ini

Happy reading~

-

-

-

"Vian masih di Madiun, Ci?" tanya Ranti saat mereka istirahat di tribun lapangan basket.

"Katanya hari ini bakalan balik," jawab Cia malas.

"Syukur deh," ujar Ranti lantas membuat Cia menoleh tidak mengerti.

"Semalam bisa tidur nggak?" tanya Ranti.

"Bisa buangetttttt," ujar Cia hiperbola.

"Kalau bisa nih ya, nggak usah pulang aja tuh dia."

Ranti menoleh mengamati raut wajah Cia. Kentara sekali jika gadis itu tengah menahan kekesalan dalam dirinya.

"Yakin bisa tidur semalam?" tanya Ranti menggoda.

"Bisa!" jawab Cia ketus.

Jika dipikirkan lagi, sangat memalukan mengetahui fakta jika semalam Cia tidak bisa tidur. Fakta bahwa Vian di Madiun bersama Dila mengusik pikiran Cia. Gadis itu tidak henti-hentinya mondar-mandir di dalam kamar hingga pukul dua pagi. Berkali-kali ia mengintip layar ponselnya, berharap ada panggilan atau pesan yang masuk dari seseorang yang membuat pikirannya tidak tenang.

"Cia, nanti temenin aku ke toko buku, ya?" ajak Ranti membuyarkan lamunan Cia.

Cia menggaruk lehernya yang tidak gatal. Ingin sekali ia mengiyakan ajakan dari Ranti, tapi ia ingat jika nanti malam ada janji dengan Alvin. Dan ini sangat penting baginya.

"Maaf Ran, akau nggak bisa," jawab Cia merasa tidak enak menolak ajakan dari sahabatnya itu.

"Kenapa?" tanya Ranti kecewa.

"Hari ini aku mau rayain anniversary bareng Alvin."

"Seriusan?" tanya Ranti tidak percaya.

"Tampangnya biasa aja," ucap Cia menatap Ranti yang melongo.

"Ya maksud aku ... Vian gimana? Dia tahu?" tanya Ranti.

"Tahu apa?" tanya Cia.

"Kamu pacaran sama Alvin?" desak Ranti ingin tahu.

"Tahu, lagian dia juga nggak peduli aku mau ngapain. Toh dia juga udah punya pacar." jelas Cia yang membuat Ranti semakin melongo.

"Jadi benar, Vian udah punya pacar?" tanya Ranti sedikit berbisik.

Cia mengangguk pasrah.

-

-

-

Cia sampai di rumah pukul lima sore, karena di kampus ada sedikit kegiatan yang harus ia selesaikan. Ia turun dari taksi setelah membayarnya. Menatap rumah bertingkat di hadapannya ini.

Cia melenggang masuk tanpa beban. Ia juga melihat mobil sedan hitam itu terparkir di garasi rumah, yang artinya Vian sudah pulang. Cia berjalan menuju pintu kayu dengan polesan cat berwarna cokelat. Namun langkahnya terhenti ketika menyadari sesuatu. Ia berbalik lalu berjalan ke luar rumah. Ia meneliti tempat sampah yang ada di dekat rumah. Mata Cia melotot ketika mendapati boneka yang diberi Alvin padanya kemarin ada di tempat itu.

Cia melangkah mendekati tempat sampah itu. Ia melihat boneka itu sudah kotor bercampur dengan sampah yang lain. Cia mengepalkan tangannya. Ingin rasanya ia menangis. Tega sekali orang yang membuang boneka itu ke tempat sampah.

I SHALL EMBRACE YOUWhere stories live. Discover now