ISEY || CHAPTER SEMBILAN

488 55 1
                                    

[I Shall Embrace You]

-

-

Hiii~

Vote Cerita ini, jangan jadi silent readers

Happy reading

-

-

Cia sudah berdiri di bawah pohon di dekat gerbang kampus. Gadis itu sedang menunggu Vian untuk pulang. Sesuai dengan perintah Vian, dia menunggu laki-laki itu di sana.

Sudah dua puluh menit gadis itu berdiri di sana. Beberapa orang mahasiswa yang kebetulan lewat memandangnya heran. Cia menghela nafas kesal lalu mengambil ponselnya. Dia mencari kontak seseorang lalu mengetikkan pesan di sana.

To: Jangan dijawab

Kamu dimana?

Aku udah nunggu dari tadi.

Pesan itu terkirim tapi belum ada balasan dari Vian. Cia berdecak kesal. Tahu begini mungkin dia akan memilih pulang naik angkutan umum atau memesan taksi.

Sepuluh menit berlalu, Vian juga belum datang. Suasana juga mulai sepi karena hari sudah semakin sore. Cia kembali mengecek ponselnya. Seperti dugaannya, Vian belum membalas pesan yang dia kirimkan.

To: Jangan dijawab

Aku haus.

Kalau kamu nggak datang dalam lima menit,

Aku pulang naik taksi aja.

Pesan itu terkirim. Cia kembali menyimpan ponsel ke dalam saku roknya. Kemudian ia melirik jam berwarna putih yang melingkar di tangan kirinya. Beberapa saat kemudian, ponselnya bergetar. Cia merogoh ponsel itu kembali. Ia melihat ada satu notifikasi yang masuk, kemudian membukanya.

From: Jangan dijawab

Masih di parkiran.

Bentar lagi sampai.

Cia lega sekaligus kesal membaca pesan dari Vian. Dia lega ternyata Vian belum pulang, dan penantiannya tidak sia-sia. Tapi dia juga kesal karena Vian telah membuatnya menunggu begitu lama.

Seseorang dengan helm full face berhenti di depannya. Cia melirik sebal saat mengetahui jika laki-laki itu adalah Vian. Vian membuka helmnya lalu memberikan satu botol air mineral ke arah Cia.

Gadis itu menatap Vian dengan tatapan bingung lalu bertanya, "Buat apa?"

"Katanya haus," jawab Vian datar.

Cia memutar bola matanya, lalu mengambil botol itu dengan sedikit kasar. Dia membuka tutup botol berniat meminumnya. Tapi kegiatannya terhenti ketika Vian mengatakan, "Duduk."

"Hah?" tanya Cia tidak mengerti.

"Kalau minum itu duduk." Vian mengulangi perkataanya.

Cia menatap Vian sebal. Tapi mata gadis itu berkeliaran mencari tumpuan untuk bokongnya. Vian menghela nafas lalu menarik tangan gadis itu.

"Naik." perintahnya.

Cia mengerutkan keningnya tapi gerak tubuhnya seolah mematuhi apa yang diucapkan Vian. Gadis itu segera naik ke atas motor Vian lalu meminum air dari botol itu. Gadis itu menyisakan sepertiga air di dalam botol. Sepertinya dia sangat kehausan.

I SHALL EMBRACE YOUWhere stories live. Discover now