ISEY || CHAPTER DUA PULUH SATU

455 41 0
                                    

[I Shall Embrace You]

-

-

Hai jangan bosan ya...

Happy reading~

-

-

-

Setelah sarapan, Cia kembali ke kamar untuk mengecek keadaan Vian. Pasalnya saat Cia sarapan, laki-laki itu masih tidur. Cia membuka pintu kamar. Ia melihat Vian yang sudah bangun tetapi masih setia bergelung di dalam selimut.

Cia mendekat, berniat mengecek suhu tubuh Vian. Gadis itu menempelkan telapak tanganya pada dahi laki-laki itu. Sudah mendingan, tidak sepanas kemarin.

"Mau aku bawain sarapan ke sini?" Cia memberi penawaran.

"Nggak usah. Aku sarapan di bawah aja."

"Mau mandi? Aku siapin air hangat, ya?" tanya Cia.

Vian bangkit dari tidurnya. Ia menatap Cia sekilas lalu membuang muka.

"Tumben," ujar Vian.

Cia mengerinyit tidak paham. Ia abaikan ucapan Vian dan memilih berlalu ke kamar mandi. Setelah selesai ia kembali menghampiri Vian.

"Airnya udah siap. Aku tunggu di bawah," ucap Cia yang hanya mendapat anggukan lesu dari Vian.

Cia menunggu beberapa saat hingga akhirnya Vian menghampirinya di meja makan. Cia tersenyum ke arah Vian. Laki-laki itu terlihat lebih segar dibandingkan kemarin. Vian segera duduk sedangkan Cia mulai menyiapkan makanan untuk Vian.

"Mama sama Papa mana?" tanya Vian ketika ia menyadari kalau kedua orang tuanya itu tidak ada.

"Ada, di belakang."

Vian mengangguk-anggukkan kepalanya. Laki-laki itu mulai menyantap makanan yang sudah tersaji di hadapannya.

"Kamu nggak sarapan?" tanya Vian.

"Aku udah bareng Mama sama Papa tadi."

"Ranti jadi kesini?" tanya Vian.

Cia mengangguk sembari membalas beberapa pesan yang masuk di ponselnya.

"Gimana sayang? Udah mendingan?" tanya Ratna saat ia menapakkan kakinya masuk dari pintu belakang.

Sontak Cia dan Vian menoleh ke arah Ratna yang sudah lebih dulu berjalan ke arah mereka.

"Udah, Ma."

Ratna mengangguk. "Hari ini Mama sama Papa mau ke rumah Tante Mila," ucap Ratna.

"Ada acara apa, Ma?" tanya Vian.

"Itu lho. Dena lamaran hari ini." Vian hanya mengangguk saja.

"Yaudah. Mama sama Papa mau siap-siap dulu," ujar Ratna berjalan ke arah kamar.

Setelah itu tidak ada lagi percakapan antara Cia dan Vian. Vian menenggak habis minumannya. Cia tersenyum saat mengetahui kalau Vian menghabiskan sarapannya pagi ini.

Tokk ... tokk ... tokk.

Seseorang mengetuk pintu dari luar. Vian menatap Cia yang masih nampak acuh dengan ketukan itu. Hingga akhirnya gadis itu sadar kalau dirinya ditatap.

"Siapa sih pagi-pagi udah bertamu?" tanya Cia bergumam.

Cia bangkit dari duduknya. Berjalan ke arah pintu utama. Ia mengintip sebentar dari balik jendela. Setelah itu ia menghela nafas lalu membukakan pintu.

I SHALL EMBRACE YOUWhere stories live. Discover now