ISEY || CHAPTER DUA PULUH LIMA

460 41 2
                                    

[I Shall Embrace You]

-

-

Hai balik lagi

siapa yang masih nungguin cerita ini?

maaf yaa agak lama up-nya, because yeahh... ada hal yang harus aku selesaiin dulu.

Okey, happy reading~

-

-

-

Dua minggu berlalu.

Tidak ada yang berubah dari Cia. Ia masih tetap murung bahkan setelah ia mencoba menjelaskan pada Alvin alasan ketidakdatangannya dihari anniversary mereka.

Cia sudah menjelaskan, bahwa pada hari itu ada pertemuan keluarga yang tidak bisa ia lewati. Ia juga mengatakan pada Alvin bahwa malam itu ia datang ke tempat yang telah Alvin siapkan untuk acara mereka.

"Alvin aku bisa jelasin," ucap Cia memegang tangan Alvin meminta perhatian dari laki-laki itu.

"Iya, kamu ada kegiatan yang lebih penting dari acara kita. Aku paham." Alvin menatap Cia.

Cia mengamati sorot mata Alvin yang berubah. Ada sesuatu yang telah redup dalam binar itu. Dan Cia tahu apa penyebabnya.

"Aku minta maaf ...." sesal Cia menundukkan kepalanya hendak menangis.

Alvin menyentuh dagu Cia, menegakkan kepala gadis itu agar menatapnya. Laki-laki itu tersenyum sembari menatap lurus kedalam mata Cia. Tapi entah kenapa, Cia benci melihat senyum Alvin.

"Aku udah maafin kamu, dan makasih udah bikin aku yakin akan sesuatu yang aku raguin selama ini," ujar Alvin lembut.

Alis Cia bertaut bingung.

"Ragu? Kamu ragu soal apa?" tanya Cia heran.

Alvin hanya menggeleng pelan. Ia mengelus puncak kepala Cia lalu berkata, "Aku ke ruang ketua jurusan dulu. Buk Sisi nyari aku." ia menyentuh pipi Cia lembut lalu pergi meninggalkan Cia yang mematung di tempat.

Cia menghela nafas. Perkataan Alvin hari itu membuat Cia tidak tenang. Pasalnya setelah mengucapkan kalimat yang ambigu itu, Alvin seolah menghindar darinya. Laki-laki itu mulai menjaga jarak.

Bahkan ketika Cia ingin meminta penjelasan, laki-laki itu selalu saja beralasan. Cia tidak yakin apa itu, namun ia merasa ada yang mengganjal dari Alvin.

Cia menoleh ketika mendengar langkah kaki seseorang. Benar saja, itu Vian yang menuruni anak tangga. Dahi Cia berkerut ketika melihat penampilan Vian yang sudah rapi minggu pagi ini.

"Kamu mau kemana?" tanya Cia spontan.

Vian melirik ke arah Cia yang tengah duduk di depan TV. "Keluar bentar."

"Aku ikut," ujar Cia.

Vian nampak terkejut dengan apa yang baru saja Cia ucapkan padanya.

"Di rumah aja."

"Bosen tahu di rumah mulu," rengek Cia. Ia menatap Vian intens.

Vian mendecak sebal. "Di rumah juga ada Mama," ucap Vian berjalan menuju dapur.

"Apa salahnya Cia ikut?" sambar Ratna yang tengah menyiapkan sesuatu di meja makan.

Vian menghela nafas. "Vian cuma mau ke rumah Tante Sri." tegas Vian seolah ada sesuatu yang akan terjadi jika Cia ikut dengannya.

I SHALL EMBRACE YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang