ISEY || CHAPTER DELAPAN

508 49 1
                                    

[I Shall Embrace You]

-

-

Hai balik lagi

jangan jadi silent readers

Happy reading~




-

-

Cia membuka pintu kamar. Ia melihat Vian yang tengah asik di depan komputer. Cia bersikap acuh melempar tas ke atas kasur, lalu membawa dirinya masuk ke kamar mandi.

Vian sibuk dengan rancangan pabrik yang baru saja ia desain. Beberapa kali ia mengerutkan keningnya ketika berhadapan dengan bagian-bagian yang rumit.

"Vian!!!" Cia memanggil Vian dari dalam kamar mandi.

Vian tidak mendengarkannya, karena terlalu fokus dengan kerjaan. Cia yang merasa tidak ada jawaban akhirnya bergumam tidak jelas. Perlahan Cia berjalan ke arah pintu kamar mandi lalu membukanya pelan.

"Sssttt ... Vian! Vian!" panggil Cia pada laki-laki itu. Vian memutar kursi belajarnya lalu menoleh ke arah Cia. Ia melihat gadis itu nampak panik. Anehnya, Cia hanya menyembulkan kepalanya sedikit ke luar. Seluruh badannya dia sembunyikan di balik pintu.

Vian menatap bingung pada gadis itu lalu menghela nafas.

"Kenapa?" tanya Vian acuh.

Cia terdiam, ia nampak menimbang apa yang harus ia katakan. Tapi karena sudah terdesak dan tubuhnya mulai dingin. Cia memberanikan diri.

"Boleh minta tolong?" tanya Cia pada laki-laki yang masih setia menatapnya.

Vian mengerutkan dahinya lalu menjawab, "Apa?"

"Tolong ambilin handuk aku," ucapnya lalu menggigit bibir bawahnya malu.

"Hah?" Vian bingung.

Cia memutar bola matanya. "Tolong ambilin handuk." Cia mengulangi.

Vian langsung paham, ia melirik ke arah lemari lalu kembali menatap Cia.

"Dimana?" tanya Vian.

Cia ikut melirik ke arah lemari. "Mmm ... di gantungan dekat lemari," jawabnya sembari menunjuk dengan dagu.

Vian menghela nafas lalu bangkit dari duduknya. Ia berjalan menuju lemari lalu mengambil handuk berwarna mint yang tergantung. Ia membawa handuk itu, lalu memberikannya pada Cia yang sudah menunggu di balik pintu.

Vian menyodorkan handuk itu tanpa bicara. Cia tersenyum canggung lalu mengambil handuk dari genggaman Vian.

"Makasih," ucap Cia. Vian tidak menjawab, laki-laki itu langsung berjalan menuju meja belajarnya. Ia mulai fokus memperhitungkan setiap desain yang sedang ia kerjakan.

"Vian," panggil Cia lagi. Vian menghela nafas jengah.

"Apa?!" tanya Vian tanpa membalikkan badannya ke arah Cia.

Cia menelan ludahnya samar lalu menjawab, "Bisa ambilin baju aku nggak?"

Vian memutar bola matanya kesal. Karena dari tadi gadis itu sangat menyusahkannya.

"Ambil sendiri. Punya tangan sama kaki, kan?" tanya Vian dengan nada datar.

"Nggak mungkin aku keluar cuma pakai handuk!" ucap Cia yang mulai kesal dengan respon Vian.

I SHALL EMBRACE YOUWhere stories live. Discover now