ISEY || CHAPTER DUA PULUH DUA

413 37 0
                                    

[I Shall Embrace You]

-

-

Hai balik lagi

Happy reading~

-

-

-

"Jadi gimana?" tanya Ranti saat mereka sudah duduk di kantin fakultas.

"Gimana apanya?" tanya Cia jengkel.

"Hadiah yang aku kasih. Udah dipakai belum?" tanya Ranti.

Uhukk ... uhukk ... uhuk.

Cia tersedak makananya. Ia menatap Ranti tajam. "Aku malu banget tahu."

"Kenapa?" tanya Ranti yang masih terkekeh.

"Ya iyalah, orang yang buka paper bag-nya si Vian, bukan aku." Cia menatap Ranti kesal.

"Serius? Trus reaksi Vian gimana?" tanya Ranti penasaran.

Cia meminum minuman yang tadi ia pesan lalu kembali manatap Ranti. "Reaksinya biasa aja. Untung otak Vian nggak jorok kayak kamu."

"Aku nggak percaya reaksi Vian biasa aja," ujar Ranti.

Cia mengerinyit heran. "Tahu dari mana?" tanya Cia sewot.

Ranti tersenyum jahil. "Aku udah riset kok. Laki-laki kalau lihat pakaian yang begituan pasti otaknya udah menghayal liar." Ranti nampak percaya diri dengan ucapannya.

"Vian pengecualiannya. Udah ah, aku nggak mau omongin itu lagi. Bikin nggak nafsu makan tahu nggak." Cia memutar bola matanya jengah.

"Alvin tuh," ujar Ranti sambil menunjuk Alvin dengan dagunya. Cia menoleh menatap Alvin. Ia tersenyum ke arah Alvin lalu melambaikan tangannya.

Alvin berjalan ke arahnya. Lalu duduk tepat di sebelah Cia. "Makan apa?" tanya Alvin lembut.

"Mie ayam," jawab Cia.

Alvin mengangguk. Lalu mengedarkan pandangannya ke segala arah.

"Kamu nyariin siapa?" tanya Cia heran. Alvin menoleh menatap Cia lagi. Ia tersenyum lalu menggeleng.

"Nanti pulang bareng aku, ya?" tanya Alvin.

"Boleh," jawab Cia.

"Yaudah aku ke jurusan dulu," pamit Alvin.

"Nggak makan?" tanya Cia heran.

"Udah kenyang," ucap Alvin sembari mengelus puncak kepala Cia penuh afeksi.

Cia menghela nafas. Ia kembali menatap Ranti.

"Kok aku ngerasa Alvin berubah, ya?" tanya Cia.

Ranti mengerutkan dahinya. "Berubah gimana?" tanya Ranti penasaran. Cia menggaruk tengguknya.

"Ya, aneh aja. Aku juga bingung mau ngejelasinnya kayak gimana."

"Perasaan kamu aja kali."

"Mungkin."

"Vian mana?" tanya Ranti mengedarkan pandangannya.

"Nggak masuk," jawab Cia.

"Oh...masih sakit?" tanya Ranti lagi. Cia memandangi wajah Ranti yang penasaran lalu menggeleng pelan. Kening Ranti berkerut.

"Trus?" desak Ranti.

"Ke Madiun."

"What?! Ngapain?" tanya Ranti sedikit memekik kaget.

I SHALL EMBRACE YOUWhere stories live. Discover now