[I Shall Embrace You]
-
-
Hai balik lagi
Jangan lupa Vote cerita aku
Happy reading
-
-
Jam sudah menunjukkan pukul lima sore. Cia berlari ke arah ruang BEM. Pasti peenghitungan suara sudah dimulai.
"Dari mana aja, sih?" tanya Ranti yang gemas melihat Cia terlambat.
"Kebelet," jawab Cia asal.
Cia menatap ke arah Alvin yang juga menatap ke arahnya. Pandangan Alvin terlihat berbeda sore ini. Cia menelan ludah, jangan sampai Alvin tahu kalau Cia sedang berbohong.
Cia menjadi tidak fokus karena ditatap seperti itu oleh Alvin. Dia mulai risih di tempat duduknya. Bahkan dia tidak memperhatikan Bagas yang mencatat poin suara pada papan tulis di depan sana.
Ponsel Cia bergetar. Dia berharap itu dari Vian, karena sedari tadi laki-laki itu tidak bisa dihubungi. Cia juga bingung bagaimana cara untuk memberitahu Vian kalau dia akan pulang terlambat.
From: Alvin
Kamu kenapa?
Dari tadi kelihatan gelisah terus.Cia menghela nafas. Ternyata bukan Vian. Kemana laki-laki menyebalkan itu?
To: Alvin
Karena kamu
Setelah mengirim pesan balasan, Cia kembali menyimpan ponselnya di atas meja.
From: Alvin
Aku?
Emangnya aku ngapain?
To: Alvin
Dari tadi kamu liatin aku terus.
Aku jadi risih.Alvin tersenyum membaca pesan yang dia terima.
From: Alvin
Risih atau salting?Cia membelalakkan matanya ketika membaca pesan itu. Lantas ia mendongak menatap Alvin. Ia melototkan matanya pada Alvin, menyuruh laki-laki itu berhenti menatapnya. Alvin terkekeh pelan melihat ekspresi malu-malu yang ditunjukkan oleh Cia.
Waktu tidak terasa berlalu. Suasana kampus sudah gelap kecuali ruang BEM yang masih dipenuhi oleh anggota panitia pemilihan ketua BEM dan seluruh pengurus BEM.
"Kita lanjut besok aja gimana? Udah jam setengah delapan nih, Al," ucap salah seorang pengurus BEM.
"Nggak bisa. Kalau kita lanjutin besok, nanti kita malah dituduh memanipulasi surat suara." Tegas Alvin.
-
-
-
"Vian ... Vian ...." seseorang berusaha membangunkan Vian. Tanpa sadar, laki-laki itu tertidur di sofa rumah Dila. Vian mengerjapkan matanya.
"Ada apa, Tante?" tanya Vian ketika matanya sudah terbuka sempurna.
Mama Dila tersenyum menatap Vian. "Tante mau keluar sebentar. Kamu tolong jagain Dila, ya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
I SHALL EMBRACE YOU
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM BACA] "Kita itu cuma dua orang yang saling kenal terus tinggal satu atap." ucap gadis itu. ----------- Ia tidak pernah membayangkan jika hidupnya akan berubah di tahun-tahun terakhir masa kuliahnya. Mungkin bagi sebagian orang, hari...