ISEY || CHAPTER EMPAT BELAS

413 36 0
                                    

[I Shall Embrace You]

-

-

Hai balik lagi

Happy reading~

-

-

-


Cia bangun dari tidurnya. Meski semalam bisa dikatakan gadis itu hampir tidak tidur. Setelah pertengkaran dengan Vian, entah kenapa sulit sekali bagi gadis itu untuk memejamkan mata.

Cia menoleh ke samping. Kosong.

Bahkan sampai pagi ini, Vian belum pulang. Semarah itukah Vian padanya? Cia menghela nafas. Sebenarnya laki-laki itu kenapa? Dia tidak habis pikir dengan pola pikiran Vian. Menyebalkan.

Cia turun dengan langkah gontai.

"Pagi, sayang," sapa Ratna.

Cia mengangkat kepalanya. Menatap Ratna yang sudah duduk di meja makan bersama Fery.

Tunggu, ada yang aneh.

Sorot mata Cia tidak berhenti memandangi punggung laki-laki itu.

"Vian udah pulang? Kapan?" Cia membatin.

Berbeda dengan Cia. Vian seolah kehilangan mood hanya untuk melirik ke arah Cia. Laki-laki itu menghindari tatapan Cia.

Ingin rasanya Cia menanyakan dimana laki-laki itu tidur semalam. Tapi urung karena melihat tingkah Vian yang seolah enggan berdekatan dengannya. Cia menghela nafas. Ia memilih pergi dan melewatkan sarapannya.

"Nggak sarapan?" tanya Fery pada Cia.

Cia tersenyum. "Enggak deh, Pa. Cia buru-buru. Cia pergi dulu Pa, Ma."

Fery dan Ratna mengangguk.

Fery mengerutkan keningnya, merasa ada yang aneh dengan suasana rumah pagi ini. Sedangkan Ratna memilih untuk tersenyum karena ia tahu apa yang terjadi semalam.

Cia menggerutu sepanjang jalan. Semua yang ia lakukan serba salah jika itu menyangkut tentang Vian.

Cia duduk di halte di perempatan. Rasanya bokongnya sudah mulai kebas karena kelamaan duduk. Salahnya juga karena pergi terlalu pagi. Selang beberapa menit sebuah motor berhenti di hadapannya.

"Ngapain di sini?"

Cia membelalakkan matanya. "Dimas?"

Dimas tersenyum. "Kamu ngapain disini?" laki-laki itu mengulangi pertanyaannya.

"Nunggu angkutan," jawab Cia.

"Vian kemana?" tanya Dimas.

Cia gelagapan. Tidak mungkin dia bilang kalau mereka sedang bertengkar. Gadis itu menghela nafas dalam-dalam.

"Heh?" Cia bingung harus memberi jawaban apa.

"Yaudah naik," ujar Dimas sembari tersenyum.

-

-

-

"Cia, semalem kamu kemana aja sih? Telfon aku nggak diangkat-angkat," gerutu Ranti ketika dua remaja itu tengah duduk di bangku tribun lapangan basket.

"Ketiduran," jawab Cia asal.

"Cia, kamu tahu nggak?"

"Enggak," potong Cia.

I SHALL EMBRACE YOUWhere stories live. Discover now