ISEY || CHAPTER DUA BELAS

470 44 4
                                    

[I Shall Embrace You]

-

-

Hai balik lagi

sesuai janji aku, kalau aku bakalan up setiap dua hari sekali

Happy reading~

-


Cia semakin jengkel melihat Vian yang mengabaikannya. Laki-laki itu seolah tidak memberinya waktu untuk meminta maaf. Ia memutuskan untuk bangkit dan berjalan ke arah meja belajar. Mencari sesuatu yang mungkin bisa mengalihkan kekesalannya pada laki-laki yang nyaman dengan posisinya itu.

Ponsel Vian berdering.

Membuat mata laki-laki itu terbuka dengan sangat berat. Sekilas ia melirik pada gadis yang tengah duduk memunggunginya di meja belajar, setelahnya ia meraih ponsel yang sedang berdering dan mengangkat panggilan itu.

"Iya, kenapa Dil?" tanya Vian dengan suara serak pada seseorang di sana. Suara Vian membuat Cia ikut menoleh ke belakang.

"Kapan? Sekarang?" tanya Vian sembari melirik ke arah Cia yang menatapnya penasaran.

"Yaudah, aku ke sana sekarang." Vian mematikan panggilannya. Lalu segera bangkit dan berjalan menuju lemari. Mengambil pakaian casualnya lalu berjalan ke arah kamar mandi.

Cia menatap pintu kamar mandi yang masih tertutup. Lalu ia segera bangkit dan berjalan ke luar kamar dengan menghentak-hentakkan kakinya pada lantai yang tidak bersalah.

"Malem, Ma." Cia berjalan mendekat ke arah Ratna yang sedang duduk di meja makan.

Ratna menoleh lalu tersenyum. "Belum tidur? Udah jam sebelas," tanya Ratna.

Cia menggeleng lalu mengambil tempat duduk di depan Ratna. Memperhatikan mertuanya yang sedang sibuk dengan kertas-kertas di hadapannya.

"Ma, aku pergi dulu." Vian menuruni anak tangga.

Cia ikut menoleh. Dia melihat penampilan Vian yang sudah berubah. Laki-laki itu tampak memakai jeans hitam serta hoodie yang berwarna selaras dengan celananya.

"Mau kemana?" tanya Ratna menatap anak laki-lakinya itu heran.

"Ke rumah Dila. Dia sendirian," ucap Vian santai.

Cia menatap punggung Vian yang semakin menjauh. "Malem-malem ke rumah pacar ngapain? Dila sendirian? Terus nanti mereka cuma berdua?" Cia bergumam dalam hatinya.

Cia menghela nafas dalam membuat Ratna sontak menatap ke arahnya. "Jangan cemburu ya, sayang," ucap Ratna sembari menggenggam tangan menantunya itu.

"Cemburu? Siapa? Aku? Nggak akan!" dengus Cia dalam hati.

-

-

-

Cia mulai membuka matanya. Hal pertama yang ia lihat ketika matanya sudah benar-benar terbuka adalah sosok Vian yang tengah terlelap dengan wajah teduhnya.

Ia mengerinyit bingung, dia tidak tahu kapan laki-laki ini pulang. Karena, beberapa saat setelah Vian pergi, Cia memilih kembali ke kamar dan tidur.

"Sebegitunya lihatin wajah aku?" tanya Vian dengan suara serak khas bangun tidur.

Cia mengehela nafas lalu memutar bola matanya malas. Gadis itu memilih turun dari atas kasur dan melangkah menuju kamar mandi. Vian tersenyum tipis melihat tingkah gadis itu lalu kembali memejamkan matanya. Sebab ia harus tetap terjaga sepanjang malam di rumah Dila. Bahkan dia baru kembali sekitar pukul setengah empat pagi tadi.

I SHALL EMBRACE YOUWhere stories live. Discover now