ISEY || CHAPTER SEPULUH

533 51 4
                                    

[I Shall Embrace You]

-

-

Hai balik lagi

Maaf udah bikin kalian nunggu lama

ada sesuatu yang harus aku selesain di real life huehuehue

happy reading~~~

-

-


Cia keluar dari kamar mandi lengkap dengan pakaiannya. Ia menolehkan kepala ke arah lemari, di sana dia melihat Vian yang sedang memakai jaket miliknya. Cia mengerinyit bingung melihat pemanmpilan Vian yang sudah rapi. Mau kemana laki-laki ini? Pikirnya.

Vian yang menyadari keberadaan Cia ikut menolehkan kepalanya ke arah pintu kamar mandi lalu bertanya, "Kenapa?"

Cia menggeleng lalu berjalan ke arah tempat tidur, mengambil ponselnya. "Kamu mau kemana?" tanya Cia akhirnya.

Vian diam lalu ia menghela nafas, "Pergi sama Dila," jawabnya.

Dila? Cia terdiam. Ia berpikir hingga akhirnya gadis itu mengangguk. Oh, pacar Vian. Laki-laki ini pergi pacaran ternyata.

"Ohh," jawab Cia. Ia menggigit bibirnya.

"Aku juga mau pergi." Cia menatap Vian, menunggu respon laki-laki itu.

"Sama siapa?" tanya Vian yang sudah selesai merapikan jaketnya.

"Alvin," jawab Cia.

Vian mengangguk lalu menjawab, "Pulang jangan kemaleman." Setelah itu Vian berjalan keluar dari kamar.

Cia mendengar suara mesin mobil ketika gadis itu sedang membalas beberapa pesan yang masuk ke ponselnya. Cia berjalan lalu mengintip dari balik jendela. Ia melihat mobil sedan hitam milik Vian yang mulai meninggalkan pekarangan rumah.

"Pergi sama pacar aja baru bawa mobil," ucap Cia kesal. Lalu ia segera turun dan pergi meninggalkan rumah.

-

-

-

Cuaca hari ini sangat cerah. Langit terlihat bersih dengan warna biru yang mengkilat. Serta awan berwarna putih yang menghiasi langit di beberapa bagian.

Tidak lama, mobil Alvin berhenti di depan Cia. Kaca mobil diturunkan, sehingga dari luar Cia bisa melihat wajah Alvin yang menoleh ke arahnya dengan senyuman yang terpatri di sana.

"Masuk," ucap Alvin. Cia mengangguk lalu membuka pintu mobil. Setelah itu ia masuk dan duduk di sebelah Alvin.

"Kita mau kemana?" tanya Cia penasaran sekaligus senang, karena sangat jarang ada waktu bagi mereka berdua untuk menghabiskan waktu bersama. Karena keduanya sama-sama sibuk dengan organisasi.

"Ke tempat yang pengen kamu kunjungi," jawab Alvin lalu menginjak pedal gas.

Suasana di dalam mobil sangat menyenangkan, Cia dan Alvin bernyanyi bersama ketika lagu kesukaan mereka berputar mengisi setiap sudut mobil.

Sesekali Cia tertawa ketika melihat ekspresi wajah Alvin yang mulai kesal dengan tingkahnya. Perjalanan itu seperti kilas balik hubungan mereka. Karena sepanjang perjalanan mereka hanya bercerita tentang awal mula mereka bertemu dan akhirnya berpacaran.

Cia sangat ingat hari itu, hari pertama kali ia bertemu dengan laki-laki cerdas yang menjadi primadona di jurusannya teknik komputer. Saat itu kampus tengah mengadakan Robotics Affair. Sebuah ajang kompetisi bergengsi dimana mahasiswa teknik di seluruh Indonesia akan berkumpul dan unjuk kebolehan menciptakan robot dan aplikasi pemprograman yang dapat mengendalikan dari jarak jauh. Cia terpukau dengan ide yang disusun oleh Alvin dan rekan-rekan saat itu. Mereka menciptakan robot yang dapat mendeteksi suasana hati manusia dengan cara memonitoring dan menganalisis ritme detak jantung serta menangkap sensor gelombang otak yang diproyeksikan ke dalam bahasa pemprograman. Alhasil, mereka menduduki peringkat pertama dalam kompetisi sengit itu.

I SHALL EMBRACE YOUWhere stories live. Discover now