ISEY || CHAPTER TIGA PULUH LIMA

838 61 10
                                    

[I Shall Embrace You]

-

-

Happy reading~

-

-

-

Hari ini Cia berkeliling di toko buku, menghabiskan waktu sendirian di sana. Sudah lama sekali ia tidak menghabiskan waktu di tempat ini. Setelah merasa lelah, ia memilih duduk di sebuah kafe di lantai satu mall.

Ponselnya berdering. Satu panggilan dari Vian sukses membuat sudut bibirnya terangkat. Ia menggeser tombol hijau lalu mendekatkan benda pipih itu ke salah satu telinga.

"Kenapa?" tanya Cia pura-pura acuh.

"Kamu dimana? Katanya cuma sebentar," protes Vian dari sambungan telepon.

"Aku lagi duduk-duduk aja, habis muter-muter di gramedia."

"Aku jemput?" tanya Vian.

Cia tersenyum mendengar penuturan dari Vian. "Nggak usah, aku bisa pulang sendiri kok," tolak Cia halus.

"Yakin?" Vian memastikan.

Cia mengangguk meski Vian tidak ada di depannya.

"Hati-hati nanti."

"Hmm," jawab Cia lalu gadis itu memutuskan panggilan.

Cia menyimpan ponselnya ke dalam tas. Ia menyeruput minuman yang tadi ia pesan. Sebentar lagi ia akan wisuda. Tidak terasa waktu berjalan begitu cepat. Rasanya baru kemarin ia mengenal Vian dengan insiden memalukan itu. Tapi ternyata sudah tujuh bulan saja ia menyandang status sebagai istri Vian.

Lamunan Cia buyar ketika seseorang memanggilnya. Cia menoleh dan mendapati Alvin yang berdiri di sampingnya dengan raut yang sulit diartikan.

"Boleh aku duduk?" tanya Alvin menatap mata Cia.

Gadis itu mengangguk sembari menetralkan detak jantungnya. Sungguh, ia tidak lagi gugup jika berhadapan dengan laki-laki ini. Ia hanya kaget, bertemu dengan Alvin di tempat seperti ini setelah begitu lama tidak saling bicara.

"Kamu sendiri?" tanya Alvin mencairkan suasana.

Cia lagi-lagi mengangguk.

"Kamu habis belanja?" tanya Cia menatap tentengan belanjaan Alvin.

Ah, kenapa rasanya sangat canggung sekali? Alvin mengangguk. Ia menatap mata Cia, ada yang hilang disana. Binar yang dulu sempat ia miliki.

"Aku minta maaf," ujar Alvin menatap Cia lekat.

Bola mata Cia membola mendengar penuturan Alvin.

"Maaf karna baru nemuin kamu sekarang." Cia tersenyum meski terkesan dipaksakan.

"Iya, nggak apa-apa kok." Cia meneguk minumannya kembali. Rasanya ia ingin cepat-cepat pergi dari sana. Berduaan dengan Alvin dengan suasana yang sangat canggung ini, tidak baik.

"Kamu sama Ghea gimana?" tanya Cia basa-basi. Gadis itu sudah kehabisan topik pembicaraan.

Alvin menghela nafas singkat lalu tersenyum kecut.

"Aku sama Ghea baik-baik aja. Tapi kami udah nggak bareng lagi."

Mata Cia melotot mendengar penuturan dari bibir Alvin. "Kenapa?" satu pertanyaan itu yang bisa Cia ucapkan.

"Sehari setelah kamu putusin aku, tiba-tiba Ghea dateng dan mutusin hubungan kami juga. Dia ngerasa bersalah, jadi dia putusin buat ngelepasin aku." Alvin menatap perubahan pada raut wajah Cia.

I SHALL EMBRACE YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang