Part 31. Hujan dan permintaan

100 41 71
                                    

[UTAMAKAN VOTE SEBELUM MEMBACA!]

Happy reading...

*****

Di tempat lain, Dio mengambil motornya yang terparkir disana untuk segera pulang. Dio tidak sendiri, ada Fia juga yang akan pulang bersama Dio. Memang itu sudah kemauan orangtua mereka agar Fia dan Dio semakin dekat.

Baru saja Fia akan naik ke atas motor, suara seseorang yang memanggil nama Dio membuat dia mengurungkan niatnya. Fia melihat Rora dan juga Manda yang sedang berjalan ke arahnya. Lebih tepatnya berjalan ke arah Dio.

"Dio ini punya lo bukan?" tanya Rora sembari menyerahkan sebuah buku bersampul coklat dengan nama 'Dio Sanjaya' di atasnya. Dio pun langsung mengambil buku itu.

"Oh iya ini punya gue. Kok bisa ada di lo?"

"Iyaa tadi gue liat di tempat meja lo. Gue pikir pasti lo lupa masukin buku lo ke dalam tas. Untung aja lo masih disini dan belum pulang."

Dio langsung menepuk jidatnya atas kecerobohannya. "Ohh iya gue lupa. Thanks ya." Rora mengangguk sambil tersenyum. Sedangkan Dio langsung memasukkan bukunya ke dalam tasnya. Karena keasikan mengobrol, Rora tak menyadari jika ada Fia di samping Dio.

"Udah kan urusannya? Yaudah ayok pulang." Ucapan Fia membuat keduanya menoleh padanya. Begitupun dengan Manda yang dari tadi berdiri di samping Rora.

"Eh ada lo juga Fi?" tanya Rora yang baru menyadari adanya Fia.

"Emang lo gak liat kalo gue disini? Oh iya, lo kan fokusnya cuma sama Dio," ujar Fia sedikit ketus dengan menekankan nama Dio. Sedangkan Rora mengerutkan keningnya tidak mengerti ucapan Fia yang seperti itu.

Dio yang mendengar ucapan Fia yang tidak bersahabat langsung mendelik pada Fia agar menjaga bicaranya. Sedangkan Fia malah memutar bola matanya.

"Oh ya kalo gitu gue pulang dulu ya Ra," ujar Dio dan diangguki oleh Rora. Lalu menoleh pada Fia. "Ayo naik," ujarnya pada Fia. Setelah itu, Fia naik ke atas motor Dio dengan memasang wajah ketus, tanpa menoleh dan berpamitan pada Rora.

"Mereka pacaran ya Ra? Kok kayaknya deket banget?" tanya Manda membuyarkan lamunan Rora yang masih saja menatap motor Dio yang mulai menjauh.

Rora mengedikkan bahunya. Dia juga tidak tahu tentang hubungan antara Dio dan Fia. Tapi, apa benar mereka berdua pacaran? Itulah yang sedari tadi Rora pikirkan. Kalau benar, kenapa dia seperti tidak terima. Mungkinkah Rora mempunyai perasaan pada Dio?

*****

Motor Ali berhenti tepat di depan sebuah KFC. Cia langsung turun dari motor Ali setelah cowok itu memarkirkan motornya. Cia menunggu Ali yang sedang melepas helmnya dan merapihkan rambutnya dengan gaya menyisirnya ke belakang menggunakan jari-jari tangannya.

Cia terus memperhatikan Ali tanpa berkedip. Kenapa saat seperti itu Ali terlihat lebih tampan? Pikirnya. Dari dulu Ali memang sudah tampan dan keren. Cia nya saja yang tak menyadarinya.

"Ayok." Ucapan Ali sukses membuat lamunan Cia buyar. Cia langsung gelagapan salah tingkah, takut jika ketahuan oleh Ali kalau dia sedang memperhatikannya.

Cia pun hanya mengangguk saja tanpa berkata apapun. Lalu berjalan mengikuti Ali yang sudah lebih dulu masuk ke dalam. Setelah mengantri dan memesan makanan. Mereka langsung pergi untuk mencari tempat duduk. Ali memesan satu burger berukuran sedang dan juga minuman coca-cola. Cia pun sama, dia memesan satu burger berukuran sedang, namun minumannya yang berbeda. Cia tidak memesan coca-cola, tetapi es krim rasa vanila.

ALICIA✔Where stories live. Discover now