Part 47. Masih peduli

116 36 112
                                    

[UTAMAKAN VOTE SEBELUM MEMBACA!]

Happy reading...

*****

"Beneran kamu mau copot gipsnya?"

"Iyaa bener. Lagian senin besok Ali ada ujian. Kalo gak dicopot nanti Ali nulisnya gimana?"

"Tapi kan kata dokter belum waktunya, Li."

"Udah gapapa. Ali juga udah gak ngerasain sakit kok. Cuma masih ngilu aja sedikit."

"Tuh kan, udah ah nanti aja. Bunda takut kamu kenapa-kenapa lagi."

"Enggak-enggak, Ali cuma becanda.  Ali janji bakal hati-hati." Ali menyodorkan jari telunjuknya sambil memasang wajah yakinnya. Sedangkan, Anna menatap Ali dengan serius.

Anna menghela napasnya pasrah. "Oke." Ali bersorak senang. "Tapi, untuk dua minggu ke depan kamu gak boleh bawa motor dulu ke sekolah," lanjut Anna membuat senyum Ali luntur.

"Yahh kok gitu?" protes Ali.

"Iyaa. Pokoknya kamu berangkat ke sekolah naik bus. Nanti Bunda minta tolong ke Cia buat ngawasin kamu."

"Loh kok jadi bawa-bawa Cia?"

Anna menggerakan jarinya ke kanan kiri di depan wajah Ali. "Pokoknya gak boleh protes."

Ali menghela napasnya pasrah. "Ya udah. Lagian Cia mana mau kalau disuruh buat jagain aku."

***

Keesokan harinya.

"Cia mau kok, Tan."

"Hah bener? Cia mau?" tanya Anna sekali lagi untuk meyakinkan. Cia pun mengangguk dengan cepat. Sedangkan Ali terkejut mendengar jawaban dari Cia.

Ali pikir Cia akan menolak permintaan Bundanya, tapi gadis itu malah mengiyakannya dengan semangat.

"Makasih banyak ya, Cia. Ya udah kalau gitu Tante titip Ali, ya." Lagi-lagi Cia mengangguk. Sedangkan, Ali mendengkus sebal karena mendengar ucapan Bundanya. Memangnya dia anak kecil apa? Titip-titip segala. Pada Cia lagi.

Kemudian Anna berbalik memasuki rumahnya. Ali dan Cia pun bergegas untuk pergi ke sekolah. Yaps! Hari ini adalah hari pertama mereka menghadapi ujian akhir semester.

Cia segera menyusul Ali yang sudah pergi meninggalkannya. Mereka harus pergi terlebih dulu ke halte depan untuk menunggu bus datang.

Cia memperhatikan punggung Ali dari belakang. Dia ragu ingin mengajak Ali untuk mengobrol atau tidak.

Cia menghembuskan napasnya panjang. Persetan dengan Ali yang tidak mau merespon ucapannya nanti. Yang penting, dia harus menjelaskan semuanya pada Ali.

"Ali," panggil Cia. Namun Ali tak merespon. "Lo masih marah? Sumpah Li, gue gak bermaksud buat nyembunyiin ini dari lo. Dari kemarin-kemarin gue emang pengen ngasih tau lo, tapi waktunya selalu gak tepat." Lagi-lagi Ali tak merespon.

Cia menghela napasnya sambil menunduk menatap sepatunya yang terus bergerak. "Gue kangen tau gak," lirihnya pelan. Tanpa Cia sadari, sudut bibir Ali terangkat ketika mendengar ucapannya.

ALICIA✔Where stories live. Discover now