Part 15. Ngobrol bareng Bunda

121 61 6
                                    

[UTAMAKAN VOTE SEBELUM MEMBACA!]

Happy reading...

*****

Langkah Ali terhenti saat mendengar suara ketukan pintu. Cowok itu mengurungkan niatnya untuk pergi ke kamarnya dan pergi haluan untuk membuka pintu.

"Sebentar!" ujar Ali sedikit berteriak karena orang itu terus mengetuk pintu rumahnya tidak sabaran.

"Sabar don--"

"MANA CHARGER GUE!" Ali terlonjak karena Cia tiba-tiba berdiri di depannya sambil berteriak.

Cia menengadahkan satu tangannya di depan wajah Ali. "Balikin!"

"Gak usah teriak-teriak juga kali. Telinga gue masih berfungsi kok."

"Otak lo yang gak berfungsi," semprot Cia, "buruan, mau dipake sama gue chargernya." Ali tak menjawab, cowok itu langsung pergi ke kamarnya untuk mengambil barang milik Cia. Setelah menemukannya, Ali bergegas keluar kamar.

"Nih!" Ali menyerahkan chargernya dan diterima oleh Cia.

"Kalo pinjem barang tuh jangan lupa dibalikin," sindir Cia.

"Gue gak lupa, cuma ... gak inget aja," balas Ali sambil nyengir, dan  memperlihatkan lesung pipinya. Cia sempat terpesona saat melihat lesung pipi Ali. Manis, batinnya. Namun pikirannya itu cepat-cepat disingkirkan.

"Sama aja kali!" damprat Cia membuat Ali terkekeh.

Pranggg

"Bunda!" pekik Ali saat mendengar suara benda jatuh dari arah kamar Bundanya. Lantas Ali langsung berlari menuju kamar Bundanya. Cia pun ikut menyusul cowok itu.

Saat sudah sampai depan pintu kamar, Ali melihat Bundanya yang tergeletak di atas lantai. "Ya ampun, Bunda kok bisa sampai jatuh kayak gini?" tanya Ali sembari membantu memapah Bundanya untuk bangun.

"Jangan ditanya-tanya dulu Ali. Buruan, baringin di atas kasur." Ali menurut, lalu menidurkan Bundanya dengan bersandar di kepala kasur dengan menaruh bantal agar tidak sakit.

Ali duduk di pinggir kasur, lalu menggenggam tangan Bundanya. Sementara Cia berdiri di samping cowok itu. "Bunda gapapa?" tanya Ali dengan nada khawatir.

Anna menggeleng pelan. "Bunda gapapa, cuma pusing sedikit," jawab Anna masih dengan suara lemahnya.

"Ali buatin teh hangat ya." Tanpa menunggu jawaban dari Anna, Ali langsung bergegas pergi keluar kamar untuk membuatkan teh hangat.

"Tante masih pusing?" tanya Cia setelah cowok itu keluar lalu duduk di tempat tadi Ali duduk.

"Sedikit," jawab Anna sambil tersenyum.

"Tante punya minyak kayu putih? Biar Cia ambilin."

"Gak usah repot-repot Cia."

"Gapapa kok Tan."

Anna tersenyum lalu menjawab. "Itu di atas meja dekat kaca." Cia mengangguk, lalu berjalan ke arah yang tadi ditunjuk oleh Anna. Mengambil minyak kayu putih dan kembali ke tempatnya.

Cia meminta izin pada Anna untuk mengoleskan minyak kayu putih pada pelipisnya. Anna pun mengangguk membolehkan.

"Tumben kamu kesini? Kangen ya sama Tante, atau sama ... Ali?" Masih sempat-sempatnya Anna menggoda Cia saat sedang sakit juga. Cia memanas mendengarnya. Padahal dia kesini hanya untuk mengambil chargernya yang masih berada di cowok itu. Tapi kenapa Tante Anna bisa berpikiran seperti itu. Entah Cia senang atau tidak mendengarnya.

ALICIA✔Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin