Part 33. Libur sekolah

112 40 90
                                    

[UTAMAKAN VOTE SEBELUM MEMBACA!]

Happy reading...

*****

Sorak-sorak langsung terdengar di sebuah ruangan ketika Bu Sesil baru saja memberikan informasi bahwa mulai besok mereka akan libur empat hari berturut-turut karena akan ada ujian nasional untuk kelas dua belas.

Bahkan anak laki-laki yang ada di kelas 11 Ips 2 banyak yang memukul-mukul meja saking gembiranya mendengar kabar itu hingga membuat Bu Sesil geleng-geleng kepala melihat tingkah muridnya yang terlalu heboh hanya mendengar hal itu.

"Dengar semuanya! Walaupun kalian libur selama empat hari, tetap saja kalian akan diberi tugas untuk menemani hari libur kalian." Ucapan Bu Sesil berhasil meruntuhkan semangat mereka.

"Yahhh!" Murid-murid yang mendengarnya langsung menghela napasnya kecewa. Baru saja mereka melayang tinggi dan sekarang harus dijatuhkan. Baru saja mereka senang mendapat kabar libur sekolah, dan tiba-tiba langsung ambyar begitu saja karena adanya tugas.

"Untuk pelajaran Ibu, kalian kerjakan latihan soal Ekonomi yang ada di bab selanjutnya. Ingat! Tidak boleh ada yang malas-malasan. Kalau sudah waktunya untuk di kumpulkan, tidak ada lagi alasan 'bu saya lupa bu'. Tidak boleh ada yang seperti itu. Mengerti ya?"

"Iyaa bu ...," jawab mereka serempak walaupun dengan nada terpaksa.

"Bagus. Kalian boleh istirahat sekarang." Setelah mengucapkan itu, Bu Sesil langsung keluar kelas dan tak lama kemudian disusul murid-murid yang berhamburan keluar kelas untuk pergi ke kantin.

*****

"Empat hari di rumah ngapain aja ya?" tanya Dio entah untuk ditujukan pada siapa.

"Yaa ngerjain tugas lah." Fia menjawab pertanyaan Dio dengan nada ketus tanpa menoleh pada laki-laki itu sambil mengaduk-ngaduk minumannya dengan sedotan.

Saat ini, Dio dan Fia sedang berada di kantin bersama Ali dan Cia dalam satu meja. Mereka sedikit berbincang-bincang sebelum kembali ke kelas.

"Yaa kan maksud gue, selama libur sekolah enggak kepikiran buat refreshing gitu?" ujar Dio memperjelas.

"Ya udah sana, lo aja yang pergi liburan," balas Fia yang masih memasang raut wajah jutek. Dio menatap heran pada Fia. Tidak biasanya dia seperti itu, pikirinya.

"Lo kenapa si ngomongnya jutek gitu sama gue. Gue kan cuma basa-basi doang, biar ada obrolan."

"Orang gue ngomong biasa aja kok," balas Fia lagi.

"Eh udah-udah, kok jadi pada ribut," ujar Cia meleraikan. Dari awal Cia terus memperhatikan perdebatan kecil antara Dio dan Fia.

"Tau nih, kalian kayak orang pacaran yang lagi berantem aja," timpal Ali menggoda mereka berdua. "Apa jangan-jangan kalian berdua emang pacaran?" tebak Ali yang sialnya menebak dengan benar.

"Gue juga sering liat kalian berdua selalu bareng." Cia memicingkan matanya pada dua sejoli yang ada di depannya itu. "Hayoo ada yang kalian berdua sembunyiin ya?"

"Orang kita gak ada apa-apa kok," sahut Fia menyangkal ucapan Ali dan Cia.

"Bohong," celetuk Ali tiba-tiba.

"Fia, jujur sama gue." Cia menatap wajah Fia dengan tatapan mengintrogasi.

Fia menghela napasnya. "Iya-iya!" Lalu menoleh pada Dio yang dari tadi hanya diam saja. "Dio aja yang cerita," ujar Fia pada Dio.

"Lah kok gue?"

"Udah cepet cerita," ujar Ali memaksa Dio agar cepat bercerita. Dio menghela napasnya terlebih dahulu sebelum mengatakan sesuatu.

ALICIA✔Where stories live. Discover now