Part 13. Teman lama/Teman baru?

130 62 9
                                    

[UTAMAKAN VOTE SEBELUM MEMBACA!]

Happy reading...

°°°°°

Di rumah Fia.

Fia mengangkat ponselnya yang berdering, ternyata ada telpon dari Cia. Lantas gadis itu langsung menekan tombol hijau dan mendekatkannya pada telinga.

"Halo Cia," sapa Fia dan terdengar suara krasak-krusuk sebelum suara Cia muncul.

"Halo Fi, lo lagi apa?" tanya Cia dari sebrang sana.

"Lagi santai aja. Ada apa?"

"Gue mau curhat Fi," Fia terkekeh saat mendengar rengekan Cia.

"Tumben-tumbenan lo mau curhat. Emang curhat tentang siapa sih? Ali?" tebaknya. Fia mengubah posisinya menjadi duduk bersila di atas kasur dengan menimpa guling di bawahnya.

"Sedikit sih. Tapi ada yang lain."

"Yaudah curhat aja. Gue bakal dengerin kok."

"Tadi waktu--"

Tok tok tok

"Fia kamu udah tidur belum?" Seseorang mengetuk pintu kamarnya, dan ternyata itu Maminya.

"Bentar Ci, Mami gue manggil." Setelah mengatakan itu, Fia langsung menaruh ponselnya di atas nakas tanpa mematikan sambungannya, lalu berjalan ke arah pintu dan membukanya.

"Ada apa Mi?" tanya Fia setelah berdiri di hadapan Maminya.

"Sekarang kamu ganti baju, habis itu turun ke bawah. Soalnya mau ada tamu dari rekan kerja Papah yang akan kesini."

"Emang ada acara apa Mi?" tanya Fia.

"Nanti juga kamu tau. Yaudah sekarang kamu siap-siap. Mamah tunggu di bawah." Dilla --Mami Fia-- mengusap puncuk kepala anaknya sebelum beranjak dari sana.

Fia pun kembali masuk ke dalam kamarnya dan mengambil ponselnya yang masih terhubung dengan Cia.

"Halo Ci, lo masih disana?"

"Lama banget sih, sampai ngantuk nih gue."  Di sebrang sana Cia sudah beberapa kali menguap.

Fia menyengir. "Sorry. Oh ya, lo curhatnya besok aja ya, soalnya gue lagi ada urusan. Gapapa kan?"

"Ouh gitu. Iyaa gapapa, lagian gue juga mau langsung tidur. Yaudah, byee."

"Byee." Setelah sambungan terputus, Fia segera bersiap-siap mengganti pakaian yang diperintahkan oleh Maminya.

*****

Fia duduk di sofa dengan tidak tenang sambil meremas kedua tangannya. Dia hanya mendengarkan percakapan orangtuanya dengan orangtua laki-laki yang sedang duduk disebelahnya.

Fia menoleh padanya, menaikkan alisnya mengisyaratkan untuk menjelaskan tentang semua ini. Namun laki-laki itu malah mengedikkan bahunya, tidak tahu.

"Oh ya, gimana menurut kamu Fia?" Fia terlonjak kaget saat Pak Sanjaya
--Rekan kerja Papahnya-- bertanya padanya.

Fia gelagapan bingung harus menjawab apa, karena dia tidak tahu apa yang sedang mereka bicarakan. "Ma-maksudnya Om?" Fia tersenyum canggung. Ketahuan sekali, kalau dari tadi dia tidak fokus mendengarkan.

"Tentang perjodohan kalian."

Deg.

*****

Di kelasnya, Cia duduk di bangkunya sambil menelungkupkan wajahnya di atas meja dengan mata tertutup. Tidak tahu kenapa pagi ini dia sangat mengantuk sekali, padahal tadi malam dia tidur lebih cepat dari biasanya.

Di sampingnya, Fia juga melakukan hal yang sama dengan Cia. Namun dengan pikiran yang gelisah. Sejak malam perjodohan itu, Fia sama sekali tidak bisa tidur dan terus memikirkannya.

Sungguh. Cerita Wattpad yang sering ia baca tentang perjodohan akhirnya terjadi juga pada dirinya. Dia mengira itu semua hanya ada dalam dunia orange, tapi nyatanya tidak.

Fia bangun dari tidurnya dan menoleh ke belakang tepat pada bangku seseorang. Lalu, dia beranjak dari duduknya dan segera menghampiri orang tersebut.

"Li, boleh tukeran tempat duduk dulu gak? Soalnya ada yang mau gue bicarain sama Dio," ujar Fia dengan pandangan ke arah cowok itu.

Ali menatap Fia dengan tatapan aneh. "Serius amat kayaknya." Lalu dia berdiri dari duduknya dan berjalan menuju meja Cia.

Fia pun langsung duduk di tempat Ali dengan menghadap pada Dio dengan tatapan seperti orang yang butuh penjelasan.

Dio yang ditatap seperti itu malah mengerutkan keningnya. "Kenapa?" tanyanya seperti orang yang tidak tahu apa-apa. Fia mendengus sebal mendengar respon dari cowok itu.

*****

Di sisi lain, Cia belum menyadari bahwa yang sekarang duduk disebelahnya adalah Ali, karena matanya masih terpejam. Entah dirinya memang benar-benar sedang tidur atau hanya memejamkan mata saja.

Ali tak berniat membangunkannya. Cowok itu malah terus menatap wajah Cia yang sedang tertidur. Senyumannya langsung terbit di bibirnya.

Ali menelungkupkan kepalanya juga di atas meja sambil mendekatkan wajahnya pada Cia dan membuat tidur Cia terganggu karena hembusan napas Ali yang mengenai wajahnya.

"Ihh Fia jangan deket-deket. Sana jauhan!" gumam Cia dengan mata masih terpejam sambil mendorong wajah Ali agar menjauh. Ali terkekeh melihatnya.

Kening Cia berkerut kala mendengar tawanya dan juga aroma maskulin yang menguar mengenai hidungnya. Perlahan Cia membuka matanya dan dia terkejut saat melihat wajah Ali yang begitu dekat dengannya.

Cia langsung bangun dari tidurnya, dan menjauh dari wajah Ali. Jantungnya hampir copot karenanya.

"Kok jadi lo? Fia mana?" tanya Cia mengalihkan kegugupannya dengan pandangan yang sedang mencari-cari sosok Fia.

"Tuh di belakang sama Dio." Ali menunjuk ke belakang, tempat Fia dan Dio sedang mengobrol.

"Woy denger sini! Gue punya kabar yang bagus!" Perhatian semua orang teralihkan pada Nando --Si Ketua kelas-- yang tiba-tiba masuk sambil berteriak heboh.

Semua orang yang ada di kelas menatap Nando dengan tatapan penasaran, menunggu cowok itu melanjutkan ucapannya.

"Kabar bagusnya apa?" tanya Rora tak sabaran.

"Kabar bagusnya adalah...." Nando menjeda ucapannya sambil menatap satu persatu raut wajah temannya yang kocak menurutnya. "Nungguin yaak!" Nando tertawa karena berhasil mengerjai teman-temannya yang dibuatnya menunggu dan penasaran. Semuanya menatap Nando dengan tatapan ingin membunuh.

"Lo tau ini apa Ndo?" Manda mengangkat tinggi-tinggi penggaris besi panjang yang bisa kapan saja melayang dan tepat mengenai kepala Nando.

Nando bergedik ngeri melihatnya. "Oke-oke. Jadi di kelas kita bakal ada murid baru guyss, cewek lagi. Beuhh cantik banget woyy, kek orang bule," jelas Nando membuat semua laki-laki berdecak kagum. Baru mendengar cerita dari Nando saja sudah membuat para cowok-cowok terpesona. Apalagi kalau sudah melihatnya langsung. Berbeda dengan cewek-cewek, mereka mendesah kecewa, karena murid barunya bukan laki-laki.

Kelas yang tadinya bising karena banyak yang membicarakan tentang murid baru, langsung hening seketika saat Bu Sesil --Wali kelas-- mereka masuk ke kelas. Ali yang tadinya duduk bersama Cia langsung berpindah ke belakang, begitupun dengan Fia.

"Ibu akan memberitahu bahwa di kelas ini akan kedatangan murid baru. Jadi Ibu harap kalian bisa menerima dan berteman dengan baik." Setelah mengatakan itu, Bu Sesil langsung menyuruh murid baru itu untuk masuk.

"Silahkan masuk."

Bisik-bisik pun mulai terdengar saat murid baru itu masuk dan banyak cowok-cowok yang memujinya karena memang benar yang dikatakan Nando. Murid baru itu seperti keturunan orang bule. Cantik, tinggi dan putih.

"Hai semuanya. Perkenalkan nama saya Keira Verilia Husain. Panggil aja Kei. Saya murid pindahan dari SMA Elite yang ada di Jakarta. Saya harap kita bisa berteman dengan baik."

*****

Tbc...

ALICIA✔Where stories live. Discover now