Part 12. Penyelamat

179 92 14
                                    

[UTAMAKAN VOTE SEBELUM MEMBACA!]

Happy reading....

°°°°°

"Lepaskan tangan kamu dari anak saya!" Bentak seorang wanita paruh baya sambil berusaha melepaskan tangan anaknya dari istrinya.

Sedangkan perempuan yang tadi dibentaknya hanya bisa menangis dengan tangan kanan yang memegang perutnya dan tangan kiri yang menggenggam tangan suaminya dengan erat, tidak ingin terlepas.

"Pliss Mah, jangan pisahkan aku sama Mas Anton," lirih perempuan itu sambil memohon pada Ibu mertuanya.

"Jangan panggil saya dengan sebutan itu!" tunjuk wanita paruh baya itu. Dia berusaha untuk memisahkannya dengan anaknya.

Perempuan itu beralih menatap suamianya. "Mas Anton, aku gak mau pisah sama kamu, sama anak-anak kita juga," lirih perempuan itu memohon pada suaminya.

Pria yang dipanggil Anton itu menoleh pada ibunya. "Mah--"

"Jangan paksa Mamah, Anton! Kamu tau kan dari awal mamah gak pernah setuju dengan pernikahan kamu!" potong wanita paruh baya itu penuh penjelasan.

*****

Keadaan di dalam kelas 11 Ips 2 nampak riuh, sisa-sisa waktu sebelum bel masuk mereka pergunakan untuk mengobrol dengan teman sebangkunya, ada juga yang berjalan kesana-kemari, dan ada juga beberapa orang yang berdiri di depan handphone yang disandarkan di pembatas jendela sambil berjoget. Yaa, mereka sedang membuat video kekinian, atau biasa disebut Tik-Tok.

"Eh-eh, lagu yang akang gendang dong!" Seru salah satu dari mereka.

"Lagu mamah muda aja!"

"Buruan kek cari lagunya, daritadi ganti-ganti mulu, keburu bel masuk nih!"

"Iya-iya sabar dong."

Cia yang sejak tadi duduk di bangkunya, diam-diam memperhatikan mereka. Sementara Fia yang di sampingnya sedang sibuk dengan handphonenya.

"Ayo nih buruan baris disitu, gue mulai yaa," ujar Rora si pemilik handphone itu.

"Iya-iya cepetan!"

"Selamat pagi anak-anak!" Suara bariton itu mengagetkan seluruh murid-murid yang sibuk dengan kegiatan masing-masing. Termasuk kelompok pembuat Tik-Tok. Mereka lebih terkejut daripada yang lainnya, sampai-sampai handphone yang tadi ditaruh di pembatas jendela langsung terjatuh akibat suara milik Pak Wahyu.

Cia hanya bisa menahan tawanya saat melihat ekspresi Rora, si pemilik handphone yang jatuh tadi. Cia yakin, Rora akan nangis tujuh hari tujuh malam.

*****

"Pokoknya aku mau pindah sekolah!"

"Tapi Kei, kamu sudah 2 kali pindah sekolah SMA. Gimana kamu mau pintar kalo sekolah pindah-pindah terus." Gadis yang dipanggil Kei itu melipat kedua tangannya di depan dada sambil cemberut.

"Pah, aku kan udah pernah bilang, kalo aku maunya satu sekolah sama Lian!"

Pria paruh baya itu memijat pelipisnya saat mendengar permintaan anaknya itu.

"Pliss Pah, boleh ya aku pindah sekolah yang sama kayak Lian." Gadis itu memohon sambil bergelayut manja di lengan Papahnya.

Pria paruh baya itu menghela napasnya, lalu tersenyum. "Iyaa, nanti papah carikan sekolah yang sama seperti Lian," pasrah pria itu.

ALICIA✔Where stories live. Discover now