Part 11. Perasaan lebih

236 126 17
                                    

[UTAMAKAN VOTE SEBELUM MEMBACA!]

Happy reading...

°°°°°

Baru saja kemarin Cia menikmati hari liburnya, dan sekarang dia harus pergi ke sekolah lagi. Cia berjalan di koridor sekolah menuju kelasnya dengan langkah gontai. Tidak ada senyum di wajahnya. Tidak tahu kenapa selepas diantar pulang dengan Ali dari Dufan, Cia susah sekali untuk tidur, dan dia baru terlelap pukul 2 pagi tadi. Untung saja dia tidak terlambat pergi ke sekolah.

Saat sedang berjalan menuju kelasnya, seseorang memanggilnya, sontak Cia langsung berhenti dan menengok ke belakang. Dia mendapati Roy tengah berlari ke arahnya, lalu berhenti di sebelahnya.

"Roy, lo abis di kejar setan?" tanya Cia heran, pasalnya Roy menghampirinya dengan berlari dan sampai
ngos-ngosan gitu.

Roy mulai mengatur napasnya. "Daritadi tuh gue manggil-manggil lo, eh lo nya gak denger, makanya gue sampe lari-lari kayak gini."

Cia nyengir. "Sorry, tadi gue gak fokus makanya gak ngedenger kalo lo manggil," ujarnya sambil menggaruk lehernya yang tidak gatal.

"Emang ada apa?" tanya Cia.

"Enggak ada apa-apa kok," jawabnya, "tadi gue liat lo, makanya gue nyusul lo kesini, sekalian aja bareng ke kelas," ucapnya lagi.

"Ouhh gitu, yaudah yuk ke kelas," sambung Cia dan Roy mengangguk. Lalu mereka berdua melanjutkan langkahnya menuju kelas.

"Oh ya, gue boleh tanya sesuatu gak?" tanya Roy membuka obrolan baru selama perjalanan menuju kelas.

"Boleh, mau nanya apa?"

"Lo beneran pacaran sama Ali?" tanyanya. Cia sedikit terkejut atas pertanyaan random dari Roy. Apa dia sempat percaya tentang gosip itu. Cia memperlambat jalannya begitupun dengan Roy.

Cia memicingkan matanya. "Lo denger gosip itu juga?" Cia malah kembali bertanya. Roy pun mengangguk.

"Jangan percaya sama gosip itu, semuanya hoax. Lagian ya, lo tau kan kalo gue sama Ali itu gak pernah akur, jadi gak mungkin lah gue pacaran sama dia, suka aja gue enggak." ucapnya tidak yakin.

Sebenarnya dia merasa tidak enak berkata seperti itu, apakah dia sudah sudah keterlaluan berbicara seperti itu, tapi memang kenyataannya seperti itu kan. Dia memang tidak suka dengan cowok itu.

Roy mengangguk paham. Berarti masih ada kesempatan dong buat dia, pikirnya.

Mereka pun mempercepat langkahnya menuju kelas karena sebentar lagi upacara akan segera berlangsung. Namun tiba-tiba seseorang berjalan di tengah-tengah mereka sambil menepis mereka dengan pelan.

"Woy! Kalo jalan liat-liat dong!" tegur Cia pada orang itu yang membelakangi dirinya. Dan orang itu langsung membalikkan badannya menatap ke arah mereka.

Cia terkejut. "Ali!" pekiknya.

°°°°°

Sepertinya hari ini mood Ali sedang bagus. Lihat saja, sejak dari rumahnya sampai ke sekolah dia senyum-senyum sendiri. Tidak peduli dengan tatapan semua orang yang menganggapnya gila.

Dia berjalan memasuki gerbang sekolah dengan gaya sok cool, tak lupa senyum yang terlukis di bibirnya.
Hari ini dia sangat senang, karena dia masih memikirkan weekend kemarin bersama Cia. Bagaimana Cia menggenggam tangannya waktu naik wahana rollercoaster dan mengantarkannya pulang.

ALICIA✔Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon