Part 22. Arnes dan Lean?

105 49 16
                                    

[UTAMAKAN VOTE SEBELUM MEMBACA!]

Happy reading...

*****

"Hari ini setelah jadwal meeting selesai, ada acara apa lagi, Ra?" tanya Anna yang sedang berjalan di lobi kantornya dengan Maira yang berada di sampingnya.

Mereka sedang menuju sebuah ruangan untuk meeting dengan kliennya. "Sepertinya tidak ada, Bu," jawab Maira yang baru saja melihat ipadnya yang selalu saja ia bawa untuk melihat jadwal kegiatan dan hal-hal yang penting.

Anna mengangguk mengerti. Mereka berdua sudah sampai tepat di depan pintu ruangan. Anna menoleh pada Maira sebelum mereka masuk ke dalam ruangan.

"Oh ya, besok kamu ikut saya ke Bandung ya. Karena saya mau survei tempat disana untuk nanti dijadikan lahan perkebunan."

Maira mengangguk. "Baik, Bu." Setelahnya mereka masuk ke dalam dan langsung memulai meetingnya.

*****

Ali menghampiri kulkas yang ada di dapur untuk mengambil minuman dingin yang ada di sana. Ia benar-benar kelelahan setelah selesai mencuci motornya.

Setelah selesai menuntaskan dahaganya, Ali pergi ke kamarnya untuk segera mandi. Badannya benar-benar berkeringat saat tadi mencuci motornya.

Beberapa menit kemudian, Ali keluar dari kamar mandi dengan handuk yang disampirkan di bahunya. Berjalan menuju jendela dan membukanya. Dia dapat melihat tepat di sebrang kamarnya, terdapat kamar milik Cia. Namun jendela itu masih tertutup rapat.

Ali juga melihat Dita yang sedang menyiram tanaman di halaman rumahnya. Dita yang menyadari pun langsung menyapa dengan melambaikan tangannya. Ali pun membalasnya dengan tersenyum dan sedikit mengangguk. Setelah itu ia beranjak pergi keluar kamar. Sebelumya ia menutup jendelanya terlebih dahulu.

Saat melewati kamar Anna, Ali menghentikan langkahnya ketika dirinya mengingat sesuatu yang membuat dirinya penasaran. Sebuah foto yang selalu disembunyikan oleh Bundanya.

Ali melangkahkan kakinya mendekati pintu, lalu menyentuh knop pintu dan mendorongnya. Pintu pun terbuka. Apa Bundanya lupa untuk mengunci pintunya? Biasanya tidak seperti ini.

Ali masuk ke dalam dan mulai mencari benda yang dicarinya ke semua sudut. Beberapa menit kemudian ia belum juga menemukan apapun.

"Dimana ya?" gumam Ali sembari berpikir. Ah iya! Ada satu tempat yang belum diperiksa. Bawah kasur!

Tepat sekali! Terdapat sebuah kotak berukuran sedang berwarna cokelat yang sedikit berdebu. Lantas Ali pun langsung mengambilnya.

Dibukanya penutup kotak itu dan yaps! Ada sebuah bingkai foto, tetapi foto itu tak terlihat karena posisinya yang terbalik dan foto itu persis seperti yang sering Ali lihat ketika Bundanya sedang memeluk sebuah foto sambil menangis.

Baru saja Ali ingin melihat foto itu, namun tiba-tiba terdengar suara Anna yang memanggil namanya dari luar kamar. Ali pun panik. Dengan cepat ia menutup kotak itu dan menaruhnya ke tempat semula. Lalu keluar dari kamar Anna sebelum Anna melihatnya.

"Ali?" panggil Anna sedikit berteriak. Ali pun langsung menghampiri Bundanya dengan memasang senyum di wajahnya, berusaha bersikap normal supaya Anna tidak curiga.

"Iya Bun," balas Ali dengan cengirannya. Anna yang melihatnya pun terheran, tidak biasanya.

"Kamu dari mana aja? Kok Bunda panggil lama banget jawabnya?" tanya Anna tanpa curiga sedikit pun. Ali berusaha untuk tidak memasang wajah tegang dan tidak gugup.

ALICIA✔Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz