Part 16. Di bawah tangga

119 58 7
                                    

[UTAMAKAN VOTE SEBELUM MEMBACA!]

Happy reading...

*****

Di ruangan bercat putih yang digradasikan dengan biru langit, terlihat seorang wanita paruh baya sedang sibuk berkutat dengan laptopnya. Berkas-berkas yang berceceran di atas meja tak luput dari pandangannya.

Tok Tok Tok!

Anna mendongak menoleh pada pintu saat mendengar suara pintu diketuk. "Masuk!" ucap Anna. Lalu kembali pada tugasnya dan masuklah seorang wanita sebayanya dengan berpakaian rapih.

"Permisi Bu. Saya Maira yang akan menggantikan posisi Rina sebagai sekretaris pribadi Ibu." Anna mendongak lagi, lalu menatap wajah Maira lamat-lamat.

"Silahkan duduk Maira." Maira mengangguk, lalu duduk di hadapan Anna yang dihalangi dengan meja besar.

"Jadi benar kamu orang yang dibilang Rina untuk menggantikan posisinya sebagai sekretaris saya?" Anna bertanya kembali untuk memastikan.

Maira mengangguk. "Benar Bu Anna dan kebetulan Rina adalah teman dekat saya." Maira tersenyum ramah dan Anna hanya mengangguk paham.

"Oh ya, ini persyaratannya sudah saya siapkan." Maira menyerahkan amplop besar berwarna cokelat dan diterima oleh Anna, lalu dibuka amplop tersebut.

Setelah mengecek semuanya, tatapan Anna beralih pada Maira. "Sebelumnya apa kamu sudah pernah bekerja seperti ini?" tanya Anna.

"Belum Bu. Saya baru pertama kali bekerja kantoran seperti ini. Tapi saya pernah belajar tentang manajemen perkantoran dan Insyaallah saya sudah mengerti. Dan saya yakin akan bekerja dengan baik disini." Maira menjelaskan dengan panjang lebar.

"Dengar Maira. Saya membutuhkan sekretaris yang bisa bertanggung jawab dengan pekerjaannya. Yang bisa membantu saya untuk menghandle semua pekerjaan dan intinya mereka jujur dengan apa yang mereka kerjakan."

"Ibu tenang saja, itu semua sudah ada dalam diri saya. Ibu bisa memercayai saya untuk memegang jabatan ini sebagai sekretaris pribadi Ibu."

Anna terlihat berpikir sejenak sebelum akhirnya mengucapkan sesuatu yang membuat Maira tersenyum bahagia.

"Kalau begitu selamat Maira, kamu diterima sebagai sekretaris pribadi saya."

*****

"Cia!"

Cia menoleh ke belakang saat seseorang memanggil namanya. Sekarang dia sedang berada di koridor sekolah menuju kelasnya.

Cia merasa dejavu saat orang yang memanggilnya adalah Roy. Cia baru ingat, kalau tiga hari belakangan ini Roy izin tidak masuk sekolah karena harus menjenguk neneknya yang sedang sakit di Palembang.

"Roy lo kapan balik?" tanya Cia saat Roy sudah ada di sampingnya.

"Tadi malem," jawab Roy dan diangguki oleh Cia. "Oh ya, ini ada oleh-oleh buat lo." Roy menyerahkan paperbag berwarna cokelat yang dari tadi ada di tangannya.

Cia menerimanya. "Wahh apaan nih?" tanya Cia dengan berbinar. Lalu membuka kantong tersebut.

"Pempek? Lo tau aja kalo gue lagi pengen makanan ini. Thanks ya." Roy mengangguk sebagai jawaban.

"Wihh lagi pada ngapain nih?" Tiba-tiba Ali datang dan berdiri di antara Roy dan Cia sambil merangkul bahu mereka.

Pandangan Ali menuju pada paperbag yang ada di tangan Cia. "Apaan tuh?" tanya Ali kepo.

ALICIA✔Where stories live. Discover now