Part 38. Ditantang Karate

92 34 71
                                    

[UTAMAKAN VOTE SEBELUM MEMBACA!]

Happy reading...

*****

Saat ini Ali, Cia, Fia, dan Dio sedang berada di kantin. Mereka duduk di satu meja dengan makanan masing-masing yang sudah ada di atas meja.

Di tengah-tengah kegiatan makan mereka, terdengar suara nada dering entah dari handphone siapa. Semuanya pun langsung mengecek handphonenya masing-masing.

"Sorry, hp gue yang bunyi," sahut Cia membuat semuanya langsung menaruh handphonenya kembali. Sedangkan Cia langsung terkejut ketika melihat nama Anton di layar handphonenya. Pria itu meneleponnya.

"Siapa yang nelepon?" Pertanyaan Ali sontak membuat Cia dengan cepat menyembunyikan handphonenya. Dia hampir gelagapan karenanya.

"Ah, itu mamah yang nelepon. Bentar ya, gue angkat dulu." Cia pamit lalu beranjak dari duduknya dan pergi keluar kantin. Ali menatap heran pada Cia. Tidak biasanya Cia harus menjauh untuk mengangkat telepon dari orangtuanya.

"Bentar ya." Ali yang merasa curiga pada Cia lantas pergi untuk menyusul perempuan itu.

"Woy Ali! Mau ke mana?" tanya Dio sambil berteriak. Namun Ali tak menjawabnya karena laki-laki itu sudah menghilang keluar kantin.

Kini tinggal lah mereka berdua, Fia dan Dio. Suasana seketika berubah menjadi canggung. Apalagi saat ini mereka berdua duduk bersampingan.

Untuk menutupi rasa canggungnya, Fia mengambil minuman yang ada di atas meja dengan asal lalu menyeruputnya tanpa menoleh pada Dio.

"Fia?"

Fia menoleh saat Dio memanggilnya. "Iyaa?" tanyanya sambil menggigit sedotan minumannya karena gugup.

Dio menunjuk minuman yang ada di tangan Fia, lalu berkata, "Itu ... minuman gue."

*****

Cia celingak-celinguk untuk memastikan keadaan. Setelah merasa aman dan tidak ada satu pun orang yang melihat, Cia langsung mengangkat telepon itu.

"Halo, Om. Maaf, Cia lama angkat teleponnya."

"Tidak apa-apa Cia. Harusnya saya yang minta maaf karena sudah mengganggu waktu kamu. Saya cuma mau tanya. Apa hari ini Ali masuk sekolah?"

"Ali masuk kok, Om."

"Ohh syukur deh. Saya hanya ingin memastikan bagaimana keadaannya."

"Siapa yang masuk?"

Deg!

Cia membalikkan badannya dan terkejut ketika melihat Ali yang tiba-tiba saja berdiri di depannya. Cia langsung mematikan sambungan teleponnya.

"Ali?" pekik Cia terkejut. Takut jika Ali mendengar semua percakapannya dengan Anton.

"Tante Dita yang nelepon? Kok tadi gue denger lo bilang 'om' gitu?" tanya Ali dan sukses membuat Cia gelagapan.

"A-itu ... iya tadi mamah yang nelepon. Katanya ... emm ...." Cia berpikir untuk mencari alasan. "Oh iya, katanya om yang ada di Bandung masuk rumah sakit. Iya masuk rumah sakit." Cia tertawa garing di akhir ucapannya berharap Ali tidak curiga padanya. Tapi melihat sikapnya yang gelagapan seperti itu, apa memungkinkan Ali tidak curiga padanya?

ALICIA✔Where stories live. Discover now