Part 43. Kecelakaan

124 34 95
                                    

[UTAMAKAN VOTE SEBELUM MEMBACA!]

Happy reading...

*****

Sebelum pulang ke rumah, Anna menyempatkan diri untuk pergi ke minimarket setelah pulang dari kantor. Anna pergi ke sana untuk berbelanja bulanan.

Anna mengambil troli lalu mendorongnya ke tempat detergen berada. Setelah itu kembali mencari barang yang diperlukannya.

Setelah beberapa menit berbelanja, akhirnya Anna pergi ke kasir untuk membayar semua belanjaannya.

Anna mengantri di belakang seorang ibu-ibu yang tengah membayar belanjaannya juga. Tiba-tiba Anna melihat sebuah dompet jatuh tepat di samping ibu itu. Sepertinya ibu itu pemilik dompet yang terjatuh itu.

Anna mengambil dompet itu berniat untuk mengembalikannya pada ibu itu, karena sepertinya beliau tidak menyadari jika dompetnya terjatuh.

"Permisi, Bu. Ini dompetnya jatuh."

Ibu itu membalikkan tubuhnya. "Oh iya, terimakasih," ucapnya. Saat ibu itu mendongak, Anna terkejut ketika tau ibu itu adalah-

"Mah?" Yaps, wanita yang ada di hadapannya ini adalah Sarah, mantan ibu mertuanya.

*****

Cling!

Empat gelas yang saling bertabrakan itu berhasil menghasilkan suara yang begitu nyaring. Pelaku yang membuat suara itu adalah Ali, Cia, Fia, dan Dio.

Saat ini mereka berempat sedang berada di Cafe untuk merayakan hari ulangtahun Cia dengan makan-makan di sana.

"Bentar-bentar. Kayaknya gue baru nyadar ada yang aneh nih," ujar Fia sambil menatap Ali dan Cia secara bergantian. "Kalian couple jam tangan, ya?" tebaknya dengan tepat.

"Lah iya si, gue baru nyadar," timpal Dio yang juga baru menyadari.

Ali dan Cia langsung saling menatap dan tersenyum. "Gimana, cocok gak?" tanya Ali pada Fia dan Dio.

"Percuma cocok, tapi gak jadian," celetuk Fia asal. Cia yang mendengarnya langsung memudarkan senyumnya. Bukan karena tersinggung dengan ucapan Fia, tapi karena ... entahlah.

"Hmm gue ke toilet dulu, ya," kata Cia sambil beranjak dari duduknya.

"Gue ikut, Ci." Cia mengangguk lantas berjalan lebih dulu ke arah toilet. Sementara Fia langsung beranjak dan pergi menyusul Cia.

"Udah, gak usah dimasukin ke hati omongannya Fia. Gue tau kok dia cuma bercanda," ujar Dio mengerti dengan perubahan raut wajah Ali.

"Tapi ada benernya juga sih yang diomongin sama Fia," tambahnya dengan nada menjengkelkan. Kemudian laki-laki itu tertawa sangat kencang.

Ali tak menghiraukan ucapan dan kekehan Dio. Cowok itu memilih menyandarkan punggungnya pada kursi sambil memikirkan kata-kata Fia tadi.

Kelelahan akibat tertawa, Dio langsung mengambil minumnya dan menyeruputnya karena kehausan.

Ali menegakkan tubuhnya lalu menghadap Dio dengan serius. "Oh ya, gue mau tanya dong. Perasaan lo waktu tau kalo lo mau dijodohin sama Fia gimana?" tanyanya.

ALICIA✔Where stories live. Discover now