Part 3. Sisi lain

348 232 224
                                    

[UTAMAKAN VOTE SEBELUM MEMBACA!]

Happy reading...

*****

Author POV

Bel istirahat sudah berbunyi sejak 5 menit yang lalu. Saatnya bagi mereka untuk memanjakan perutnya yang sudah berdemo sejak tadi. Cia memasukkan buku-bukunya sebelum pergi ke kantin.

"Ayok!" ajak Cia pada Fia setelah selesai merapihkan mejanya. Mereka pun bergegas keluar kelas menuju kantin. Di tengah perjalanan, seseorang menghentikan langkah mereka.

"Cia!" panggil orang itu dan yang dipanggil langsung menoleh, begitupun Fia ikut menoleh.

"Roy?"

"Lo mau ke kantin kan?" tanya Roy. Cia mengangguk. "Gue boleh gabung gak?" tanya Roy lagi.

"Boleh kok. Ayok!" jawabnya dan Roy pun mengangguk, setelah itu mereka bertiga melanjutkan langkahnya menuju kantin.

Di tengah perjalanan, seseorang tiba-tiba merangkul pundak Cia begitu saja, membuat si empunya terkejut bukan main.

"Ali!" Cia terkejut ketika Ali merangkul pundaknya.

"Gue boleh gabung juga kan?" Ali menaik-turunkan alisnya. Ternyata daritadi Ali mendengarkan pembicaraan mereka.

"Gak boleh!" jawab Cia cepat.

"Loh kenapa? Anak baru itu boleh, kenapa gue gak boleh?" Cia tau maksud anak baru yang dibilang Ali. Kalau Roy tau kalau Ali sedang menyindirnya, pasti akan terjadi kesalahpahaman. Untung saja Fia sedang mengajaknya mengobrol.

"Terserah gue dong!" tukas Cia.

"Yaudah deh kalo gak boleh. Tapi ..." Ali mendekatkan wajahnya pada telinganya, membuat Cia menegang seketika. "Pulang sekolah bareng gue," lanjutnya seperti perintah. Setelah itu Ali melepaskan tangannya dari pundak Cia dan pergi begitu saja diikuti Dio tanpa mendengar terlebih dahulu jawaban darinya.

"Gila! Gercep lo!" tukas Dio pada Ali setelah mereka menjauh dari Cia.

Cia pun bernapas lega, dia memegang jantungnya yang berdetak dua kali lebih cepat. Bagaimana bisa dirinya seketika lemah hanya diperlakukan seperti itu oleh Ali?

"Cia!" Cia terkejut saat seseorang menepuk pundaknya.

"Hah-iya kenapa?" Cia gelagapan. Dalam hatinya dia berharap Fia dan Roy tidak curiga padanya.

"Lo kenapa kok gugup gitu, pucet lagi bibirnya?"

"Hah yang bener?" Sontak Cia langsung menyentuh bibirnya.

"Lo sakit?" Kini giliran Roy yang bertanya.

"Hah enggak kok, gue cuma gak pake liptint aja tadi, jadinya sedikit agak pucet," alibinya.

"Yaudah yuk." Cia berjalan mendahului dan disusul oleh Roy dan Fia.

*****

Bel pulang sekolah sudah berbunyi sejak 5 menit yang lalu. Cia sengaja menunggu di kelas sampai semua orang sudah pulang semua. Cia malas harus berdesakan sampai ke depan gerbang. Tentu saja dia tidak menunggu sendiri. Di kelasnya masih tersisa beberapa orang, terutama Fia, Ali, Roy, dan Dio.

Tiba-tiba Roy menghampiri Cia. "Cia, gue boleh minta tolong gak?"

Cia yang tadi fokus pada ponselnya, langsung mendongak, lantas memasukan ponselnya ke dalam tasnya. "Minta tolong apa?"

"Tadi kata Pak Wahyu, gue disuruh beli buku paket yang sama punya kalian. Tapi gue gak tau harus beli dimana. Gue belum terlalu hapal daerah sini. Lo mau temenin gue gak?"

"Ohh buku yang itu. Gue tau tempatnya. Mau kapan belinya?"

Roy tersenyum mendengarnya. "Sekarang bisa? Itu juga kalo lo gak sibuk."

"Bisa kok, gue gak sib--"

"Dia sibuk. Ada urusan!" Dengan cepat Ali memotong ucapan Cia.

Cia membulatkan matanya. "Heh sok tau lo!" tukas Cia, "bohong, gue gak lagi sibuk kok. Ayok pergi sekarang!" Cia langsung menyambar tasnya yang ada di atas meja. Saat ingin menarik tangan Roy, lebih dulu Ali menggenggam tangan Cia. Lantas membawanya pergi ke parkiran.

Roy yang melihatnya hanya bisa diam di tempatnya. Mengingat dia belum terlalu akrab dengan Cia, jadi dia tidak ada hak untuk mencegahnya.

Roy meminta kepada Cia karena dia belum terlalu akrab dengan teman yang lain. Makanya, Roy meminta Cia untuk mengantarkannya membeli buku.

"Lahh gue ditinggal." Fia mendengus sebal saat dirinya ditinggal oleh Cia.

"Si Ali kenapa dah narik-narik tangan Cia?" timpal Dio. Fia menoleh pada Dio dan langsung mengedikkan bahunya tidak tau.

*****

"Ihh lepas!" Cia menyentak tangannya agar tangannya terlepas dari genggaman Ali.

"Lo apa-apaan si main tarik-tarik aja!" Cia memegang pergelangan tangannya yang sedikit sakit. Sekarang mereka berdua sudah berada di parkiran, tepat di samping motor Ali.

"Gue gak suka lo deket-deket sama dia!"

Cia mengerutkan keningnya. "Roy maksud lo?" Ali mengangguk.

"Dia cuma minta tolong doang, emang salah? Lagian..." Cia menjeda ucapannya, "urusannya sama lo apa? Mau deket apa enggaknya itu urusan gue, gak ada urusannya sama lo!"

"Ada urusannya sama gue!" potong Ali dengan cepat dan tegas.

*****

Tbc...

ALICIA✔Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum