Part 21. Cerita Keira

104 46 16
                                    

[UTAMAKAN VOTE SEBELUM MEMBACA!]

Happy reading...

*****

"Kalian kapan jadiannya?" Pertanyaan Fia yang sangat lantang itu langsung mengundang rasa penasaran teman-teman yang lainnya juga untuk mendengar jawaban dari pihak yang ditanya.

Sejak pertanyaan Fia malam tadi, Cia benar-benar terus kepikiran. Namun, bukan pertanyaan Fia saja yang menganggu pikirannya, tetapi jawaban Ali juga yang membuatnya kepikiran sekaligus bingung.

Cia mematikan handphonenya yang menampilkan video dirinya dan juga Ali saat pesta itu. Sungguh. Dia benar-benar malu saat acara malam itu dan sampai sekarang. Kalau bisa dia lebih memilih untuk menghilang saja daripada harus berada di sana.

Video itu diambil secara diam-diam oleh salah satu temannya dan parahnya lagi langsung disebar di grup sekolahnya setelah acara itu selesai. Tentu saja itu semua membuat semuanya bertanya-tanya maksud dari jawaban Ali.

"Secepatnya."

Cia pun tidak bisa melupakan kejadian itu. Dia sendiri juga bertanya-tanya maksud dari jawaban Ali. Saking memikirkan kejadian itu, Cia sampai tidak melihat ke depan dan akhirnya menabrak orang yang sedang berlari sampai menjatuhkan tas yang sedang dipegang orang itu.

"Maaf," ujar Cia pada orang itu. Orang itu sempat menoleh pada Cia, lalu menoleh pada orang-orang di belakangnya yang sedang mengejarnya. Cia tidak tahu saja kalau orang yang ditabraknya adalah copet.

"Copet!"

Cia terkejut saat mendengar suara teriakan dari salah satu massa yang sedang mengejar orang yang ada di hadapannya ini. Lalu pandangan Cia beralih pada tas yang tergeletak di bawah tanah. Tas itu seperti tas untuk orang kantoran.

"Om copet?" tanya Cia polos sambil menunjuk orang itu. Orang itu mengepalkan tangannya pada Cia. Rencananya gagal gara-gara bertabrakan dengannya. Lantas orang itu langsung mendorong Cia sampai terjatuh ke tanah.

Cia meringis kesakitan karena tangannya yang sedikit tergores.  Namun, saat melihat copet itu akan berlari lagi, dengan sigap Cia langsung menjulurkan kakinya. Alhasil copet itu langsung terjatuh juga. Warga pun langsung mengerubunginya dan menghakiminya.

"Sudah-sudah. Bawa saja ke kantor polisi," ujar pria paruh baya yang meleraikan pemukulan pada si pelaku. Cia yakin pria itu adalah korban dari pencopetan.

Setelah copet itu dibawa ke pihak berwajib, pria paruh baya itu menghampiri Cia yang masih terduduk di atas tanah.

"Kamu gapapa Nak?" tanya pria itu. Cia mendongak untuk melihat pria itu.

"Gapapa kok Om, cuma luka kecil," jawab Cia sambil memperlihatkan tangannya yang terluka.

"Om obatin luka kamu ya?" tawar pria itu.

"Ah enggak usah Om. Nanti biar diobatin di rumah aja," ujar Cia menolak.

"Jangan menolak. Anggap saja ini sebagai ucapan terimakasih karena kamu sudah menolong saya."

Akhirnya Cia pun mengangguk mengiyakan.

*****

"Terimakasih Om," ucap Cia setelah pria itu selesai mengobati lukanya. Kini Mereka sedang duduk di kursi yang ada di depan Indomart.

Pria itu mengangguk. "Saya juga berterimakasih karena kamu sudah menolong saya," ucapnya dan diangguki oleh Cia. Pada akhirnya mereka saling mengucapkan terimakasih.

"Oh ya, nama saya Anton. Kalau kamu?" Pria itu memperkenalkan diri dan bertanya balik kepada Cia.

Cia menyambut tangan Anton. "Saya Cia, Om," jawabnya sambil mencium punggung tangan Anton.

Anton terdiam sebentar. Seperti pernah mendengar nama itu. "Cia?" gumamnya sembari berpikir.

"Kenapa Om?" tanya Cia menatap heran Anton.

Anton menggelengkan kepalanya. "Kalau boleh tau, kamu sekolah dimana?" tanya Anton lagi saat melihat Cia yang masih menggunakan seragam sekolah.

"Di SMA Pertiwi Om," jawab Cia. Anton terdiam seketika seperti pernah mendengar seseorang menyebutkan nama sekolah itu.

Cia menoleh pada handphone yang berdering tanda panggilan masuk yang ada di atas meja. Cia yakin handphone itu milik Anton. Namun, bukan panggilan itu yang menjadi perhatiannya, melainkan foto seseorang yang menelponnya.

Anton yang lama terdiam tak menyadari jika handphonenya berbunyi. Cia yang merasa sedikit lancang karena sudah mengintip privasi orang langsung cepat-cepat memberitahu Anton.

"Maaf Om, handphonenya bunyi," ujar Cia. Lantas Anton langsung tersadar dan buru-buru mengangkat panggilannya.

Setelah beberapa menit Anton menerima panggilan itu, akhirnya ia pun kembali menghampiri Cia.

"Kalau begitu saya permisi dulu ya Cia. Saya harus pulang ke rumah, karena sedikit ada masalah. Sekali lagi terimakasih atas bantuan kamu."

Anton mengambil sesuatu yang ada di balik jasnya. "Oh ya, ini kartu nama saya, siapa tau kamu ada keperluan sama saya, begitupun sebaliknya." Anton menyerahkan sebuah kartu nama miliknya pada Cia. Pun menerimanya.

Cia mengangguk sopan. "Terimakasih Om," balas Cia. Setelah itu Anton bergegas pergi menuju mobilnya menuju rumahnya.

*****

Di ruangan yang bertema serba doraemon, dengan warna dinding yang berwarna biru dan digradasikan dengan putih, terlihat seorang perempuan yang sedang berada di atas kasur dengan posisi tengkurap dan laptop yang ada di depannya dengan menampilkan sebuah video.

Perempuan itu adalah Keira. Ya, si cewek bule yang baru beberapa hari ini menjadi murid baru di SMA Pertiwi.

Keira memasang wajah kesal saat melihat tayangan video tersebut. Dimana video itu menampilkan sosok laki-laki yang sudah lama ia damba-dambakan berdiri dengan perempuan yang Keira sendiri tidak suka dengannya.

Keira menutup laptopnya dengan kasar. Hatinya selalu panas saat melihat kedekatan antara Ali dan Cia.

"Harusnya gue yang ada di posisi itu!"

"Jelas-jelas lebih cantikan gue kemana-mana," tambahnya lagi semakin kesal. Keira mengubah posisinya menjadi terlentang. Menatap langit-langit kamarnya yang berwarna biru. Lalu menghembuskan napasnya kasar.

"Kenapa sih? Lo selalu beruntung dari gue, Cia? Semenjak kecil Ali lebih peduli sama lo daripada gue! Dan sekarang Ali masih aja gak mau lirik gue."

"Jujur, gue kesepian. Nyokap gue udah gak ada. Bokap gue...," Keira menghela napasnya sebelum melanjutkan ucapannya. "Bahkan dia harus ngebagi waktu buat gue sama pekerjaannya."

Mati-matian Keira menahan kedua matanya supaya tidak mengeluarkan air mata. Dia benci harus terlihat lemah seperti ini, apalagi sampai menangis. Walaupun sekarang dirinya memang benar-benar membutuhkan seseorang yang dapat menghiburnya.

"Andai lo tau Li, gue bersikap manja kayak gini, biar gue dapet perhatian dari lo, dari semua orang, termasuk ... dari Papah," lirih Keira.

*****

Tbc...

ALICIA✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang