Part 25. Cerita masa lalu

84 39 49
                                    

[UTAMAKAN VOTE SEBELUM MEMBACA!]

Happy reading...

*****

"Mah ... Pah ... tolong Cia!"

Di sebuah ruangan yang pengap dengan minimnya cahaya, Cia disekap oleh dua orang preman dengan tangan diikat ke belakang. Cia memberontak minta dilepas sambil berteriak meminta tolong pada orangtuanya.

Setelah preman itu memaksa Cia untuk memberitahu nomor telepon orangtuanya, preman itu pun langsung menelepon mereka.


"Dengar sendiri kan?" ucap salah satu preman yang menelepon orangtua Cia. Di sebrang sana, Tito terkejut mendengar suara teriakan Cia yang sangat ketakutan.


"Lepaskan anak saya!" teriaknya marah. Tito bisa mendengar kalau orang yang meneleponnya sekaligus yang menculik Cia sedang terkekeh pelan, tidak tau apa yang sedang ia tertawakan.

Sedetik kemudian kekehan itu berubah menjadi suara tegas. "Tidak semudah itu jika ingin anak anda lepas!"

"Apa yang anda inginkan?" tanya Tito to the point. Di sampingnya, Dita hanya bisa menangis sambil mendengarkan percakapan antara suami dengan si preman.

"Cukup bawa uang 500 juta, maka putri anda akan selamat. Mungkin." Orang itu lagi-lagi tertawa di akhir kalimatnya. Membuat Tito merasa bingung.

"Maksud anda?" tanya Tito was-was.

"Jika anda sampai berani lapor polisi, saya jamin anak anda hanya akan tinggal nama saja," ujar preman itu dengan tegas, tak ada tawaan lagi disana. Menjelaskan bahwa ucapannya tidak main-main.

"Tolong jangan sakiti anak saya. Baik, saya akan bawa uang yang anda minta dan tidak akan lapor polisi."

Setelah Tito mengucapkan kalimat terakhir, orang itu mematikan sambungannya dan mengirimkan alamat tempat mereka menculik Cia.

"Sepertinya kita akan untung besar," ujar preman itu yang akan haus harta. Lalu melirik Cia yang masih menangis sesegukan. Preman itu seperti terpana melihat kecantikan Cia.

"Cantik. Sayang kalau disia-siain," ujar preman dengan nada kurang ajar sambil menyentuh dagu Cia, sontak  Cia langsung menoleh ke samping untuk menghindari tangan pria itu dengan rasa takut.

*****

Di tempat lain, lebih tepatnya di dalam bagasi mobil. Mobil yang sama persis untuk menculik Cia, seseorang perlahan keluar dari sana. Berjalan mengendap-ngendap untuk masuk ke dalam sebuah bangunan seperti
pabrik yang sudah tidak terpakai lagi.
Orang itu adalah Ali.

Iya Ali. Bagaimana bisa?

Saat ingin perjalanan pulang ke rumah, Ali mengikuti Cia secara diam-diam dari belakang. Saat masih kelas 1 SMP, Ali belum diperbolehkan untuk membawa motor ke sekolah, jadi saat ingin berangkat dan pulang ia selalu menaiki bus umum.

Ali masih membuntuti Cia di belakangnya. Tidak tau kenapa Ali lebih memilih untuk mengikuti Cia dari belakang daripada menyamakannya langkahnya dengan gadis itu.

Ali menghentikan langkahnya saat melihat seorang laki-laki dengan berpakaian aneh menghampiri Cia. Entah apa yang sedang mereka bicarakan, Ali melihat Cia mengikuti laki-laki itu menuju sebuah mobil.

ALICIA✔Where stories live. Discover now