28

4.3K 539 65
                                    

Jangan lupa Vote(ᗒᗩᗕ)
Sorry for typo

===


"Jadi kamu udah baikan sama Thalassa?"

Sherina menaruh cangkir coklat panas nya di atas meja sambil menatap Arkan dengan penuh harap. Berharap pemuda itu memberikan jawaban yang membuatnya puas.

Sepulang sekolah tadi, Sherina sengaja mengajak Arkan untuk mampir sejenak di Cafe dekat dengan sekolah. Alasan nya Sherina hanya ingin tau perkembangan antara Thalassa dan Arkan. Sherina adalah satu salah gadis yang berharap mereka bisa bersatu dalam artian menjalin sebuah hubungan lebih dari teman. Sherina jengah dengan Arkan yang setiap hari selalu curhat tentang kebimbangan nya. Sherina juga jengah dengan Sean yang setiap hari ngeluh tentang Arkan. Pokoknya Sherina jengah dengan Arkan!

Sedangkan si empu yang di tanya malah menghela nafasnya.

"Kamu tuh gak laki! Masa letoy banget sih, sebel aku liatnya" ucap Sherina sambil berdecak.

"Sher, keadaan nya tuh gak segampang apa yang lo pikirin"

"Kamu tuh salah satu faktor yang mempersulit keadaan" jawab Sherina membuat Arkan bungkam.

"Kalau kamu suka, ya tinggal bilang. Jangan pake acara ngejauh lah, insecure lah, mau sampai kapan kayak gitu? Yang ada kamu bakalan nyesel. Apalagi kalau Thalassa udah jadi milik orang lain. Nanti kamu nangis-nangis sambil curhat ke aku 'kenapa gak dari dulu gue tembak Thalassa' gitu" oceh Sherina.

"Apasi kok ke situ-situ. Lagian gue gak niat pacaran. Sekolah aja belum bener" jawab Arkan.

Sherina mencibir. "Tapi pertanyaannya kamu beneran suka sama Thalassa?" Tanya Sherina.

Arkan diam sejenak membuat Sherina berpikir kalau Arkan menyukai Thalassa.

"Gimana ya? Kalau di bilang suka, ya enggak juga. Di bilang cinta, gue gak paham cinta itu gimana. Gue cuma mau liat dia bahagia, entah itu sama gue atau sama orang lain yang penting gue tau kalau dia bahagia. Jadi perasaan gue itu gimana?" Tanya Arkan.

Sherina menepuk keningnya sendiri. "Capek aku Ar" ucap Sherina.

Arkan hanya mengangkatnya bahunya acuh.

"Tapi Ya Sher, menurut lo Sean cocok gak sama Thalassa?"

Sherina mengangguk. "Cocok sih, Sean keliatannya bisa bikin Thalassa ketawa. Walaupun kebanyakan bikin Thalassa emosi sih. Tapi kalo sama Sean, Thalassa lebih sering berekspresi. Dia tuh jadi dirinya sendiri di depan Sean" jawab Sherina.

Arkan mengangguk, ia juga setuju akan ucapan Sherina barusan.

"Iya lo bener, makanya gue bilang Thalassa lebih pantes sama Sean di banding gue. Bukan nya gue insecure tapi gue ngerasa, gue gak bisa buat Thalassa Se-Aktif itu. Karna gue juga bukan tipe orang yang kayak Sean"

Sherina terkekeh. "Kayak Sean gimana?" Tanya Sherina.

"Ya kayak Sean, yang gak bisa diem, banyak omong, bikin emosi, nyuruh-nyuruh terus, pokoknya Sean tuh masyallah banget. Istighfar gue punya temen kayak dia" ucap Arkan.

Sherina terkekeh sambil menatap sosok di belakang Arkan yang tengah berdiri sambil memasang wajah emosinya.

"Gitu ya Ar? Terus gimana lagi?" Tanya seseorang di belakang Arkan.

"Ya gimana lagi? Pokoknya Sean itu––
Anji––astagfirullah Sean!"

Arkan kaget ketika melihat Sean berdiri di belakangnya sambil melipat kedua tangan nya di atas dada. Dengan wajah seolah-seolah emosi.

Still UnfairWhere stories live. Discover now