15

5.1K 650 51
                                    


Jadilah readers yang aktif, yang menghargai setiap karya yang ditulis oleh penulisnya.

BE SMART READERS BRO!

Happy reading.



===





"Mom, Nathan sibuk"

Pria dengan kemeja biru laut itu menyibak gorden di ruang kerjanya, membiarkan cahaya matahari siang masuk ke ruangan besarnya itu. Ia mengusap rambutnya kebelakang dengan sebelah tangannya, sedangkan tangan sebelahnya ia gunakan untuk memegang benda pipih elektronik yang sedang tersambung dengan panggilan.

Pria itu berkali-kali menghela nafasnya ketika si lawan bicara di telepon itu mengatakan perkataan yang membuat dirinya serba salah. Orang yang menjadi lawan bicaranya tak lain tak bukan adalah ibu kandung nya sendiri—Mommy nya yang meminta dirinya untuk menikah lagi. Selalu saja itu! Kenapa wanita tua itu tidak mengurus hidupnya sendiri sih? Mengapa wanita tua itu selalu menyuruhnya untuk menikah, menikah,dan menikah! Memangnya apa yang ia dapatkan dari menikah? Anak? Nathan bahkan sudah memilikinya.

"Nathan, Thalassa butuh sosok ibu di masa remaja seperti ini. Cucuku butuh seseorang yang ada dan selalu mengerti dia. Sedangkan kamu? Apa yang kamu pikirkan selain bekerja? Kamu bahkan gak bisa liat anak kamu sendiri kan?"

Nathan menjauhkan ponselnya dari telinganya, ia menatap ponsel itu nanar. Benar! Apa yang mommy nya katakan memang benar. Bahkan sampai sekarang dirinya masih tidak bisa melihat Thalassa dengan jarak dekat. Entahlah yang terlintas di pikirannya ketika melihat Thalassa adalah Kanaya dan semua dosa nya. Mata Thalassa selalu mengingatkan Nathan dengan kenangan buruknya bersama Kanaya, mata itu selalu membawa Nathan kepada kejahatan yang pernah ia lakukan terhadap Kanaya.

"Nathan, jawab Mommy!"

Nathan menghela Nafasnya lalu kembali mendekatkan ponselnya ke telinganya. "Terus Nathan harus apa?" Tanya Nathan.

"Harus apa? Hahahaha kamu bercanda? Kamu nanya ke mommy kamu harus apa? Kamu seharusnya tau apa yang kamu harus lakukan Nathan"

"Oke, Kita ketemu di restoran biasa"

"Mommy tunggu"

Tut..

Nathan memasukan ponselnya ke dalam celana nya, laku ia mengambil Jas miliknya yang terletak di kursi kerjanya. Lantas pria berkepala tiga itu berjalan meninggalkan ruangannya.

Kenapa tuhan memberikan karma seberat ini padanya? Dulu, tepatnya tujuh belas tahun yang lalu. Nathan kira berpisah dengan Kanaya adalah suatu hal yang baik. Karna Kanaya adalah beban menurutnya, dulu ia ingin sekali Kanaya lenyap dari bumi, karna ia pikir Kanaya menghancurkan hidupnya, menghancurkan segala mimpinya. Tapi ternyata salah! Justru dirinya lah yang menghancurkan hidupnya sendiri bahkan dirinya menghancurkan hidup Kanaya, membuat perempuan itu menderita dengan ikatan pernikahan. Membuat wanita itu harus terjebak dan merelakan masa mudanya hanya karna perempuan itu mengandung benih nya.

Lihat lah sekarang! Setelah tujuh belas tahun berlalu, hidupnya semakin kacau, termasuk hubungan nya dengan anaknya juga ikut kacau. Emosi pun tak terkontrol. Ia seakan kehilangan arah hidupnya, ia terjebak dalam dosa yang telah ia perbuat, ia larut dalam kesalahan. Bahkan Nathan Sampai sekarang tidak bisa memaafkan dirinya sendiri. Andai waktu itu ia tidak mengambil dompetnya yang terjatuh di jalan, pasti Kanaya masih ada sampai sekarang.

Brak!

Nathan terhuyung ke belakang karna dirinya tidak sengaja menabrak seseorang, ah! Nathan bodoh! Bisa-bisanya ia melamun ketika berjalan.

Still UnfairTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang