12

5.1K 541 36
                                    


"Selamat sore tuan besar Nathan"

Enam pelayan di rumahnya ah ralat mansion nya menunduk hormat padanya. Nathan hanya mengangguk singkat lalu berjalan masih dengan langkah angkuhnya.

Sudah menjadi rutinitas wajib bagi para pelayan di mansion nya itu menyambut nya ketika ia pulang ke rumah. Itu di karenakan karna Nathan jarang pulang ke rumah, ia hanya pulang seminggu sekali atau bahkan sebulan sekali. Itu karna Nathan kadang memilih tidur di kantornya atau di hotel. Alasannya simpel. Nathan tidak mau bertatapan wajah dengan anaknya. Nathan tidak mau melukai anaknya.

Dan setiap Nathan pulang ke rumah, para pelayan mendadak menjadi gugup. Karna Nathan bisa saja mengamuk, entah apa alasannya. Itu masih menjadi rahasia.

Nathan melangkah kakinya ke meja makan, ia menatap berbagai makanan yang sudah tersedia di atas meja makan. Nathan mengangkat sebelah alisnya memberi kode kepada pelayan yang berada di sampingnya untuk menyendokan nasi untuknya.

Pelayan itu pun peka. Ia langsung mengambil piring dan menyendokan nasi serta lauk untuk sang majikan.

Nathan mengibaskan tanganya memberi gestur mengusir pada pelayan nya. Pelayan itu menunduk hormat lalu bergegas pergi meninggalkan Nathan.

"Permisi Tuan besar, nona muda ingin bertemu dengan anda"

Sial! Nathan baru saja ingin menyendokan nasi ke dalam mulutnya tapi tidak jadi akibat ucapan sang pelayan.

"Suruh dia masuk"

Pelayan itu menunduk hormat. "Baik tuan" lalu ia pergi meninggalkan Nathan.

Nathan menghela nafasnya, ia meletakan sendok itu kembali di atas piring. Matanya menatap satu persatu kursi meja makan yang kosong.

"Suasana ruang makan gak akan sesepi ini kalau masih ada kamu. Nay" gumam Nathan.

"Selamat Malam om Nathan"

Nathan menoleh menatap gadis cantik dengan kaca mata bulat yang bertengger manis di hidung mancungnya. Nathan yang tadinya murung mendadak menjadi tersenyum lebar ketika ia menatap mata indah milih gadis cantik di depan nya.

"Selamat malam juga Acha kesayangan nya om Nathan" balas Nathan.

Sementara gadis yang di panggil Acha itu tersenyum pahit. "Sampai kapan aku harus kayak gini pa?" ucapnya dalam hati.

Gadis itu adalah Thalassa, Thalassa yang menyamar menjadi Acha. Seorang gadis dengan manik mata biru dan kaca mata bulat. Thalassa selalu seperti ini jika papanya pulang ke rumah. Thalassa selalu memakai softlens berwarna biru dan juga kaca mata coklat agar papanya tidak melukainya. Dan Thalassa juga rela memanggil papanya sendiri dengan sebutan 'om' agar ia bisa dekat dengan papanya, walau jauh di lubuk hatinya ia kecewa.

Acha sendiri sebenarnya adalah nama panggilan Thalassa ketika kecil, Thalassa kecil sering menyebut dirinya sendiri sebagai Acha. Karna dulu ia kesulitan menyebut namanya sendiri.

"Kamu udah makan belum?" Tanya Nathan.

Thalassa menggeleng. Ia memang belum makan sejak pulang sekolah. Alasan nya simpel, ia ingin makan bersama dengan papanya. Sekertaris papanya bilang kalau papanya akan pulang jadilah ia menunggu papanya agar bisa makan satu meja bersama sambil sesekali berbincang-bincang mengenai rutinitas yang telah mereka jalani.

"Yaudah sini kita makan bareng"

Thalassa mengangguk, lantas ia menarik kursi dan duduk. Setelah itu Thalassa mulai menyendokan nasi dan lauk pauk ke dalam piringnya. Posisi duduk mereka berhadap-hadapan. Dan Thalassa bisa liat langsung bagaimana raut wajah kacau milik sang papa.

Still UnfairWhere stories live. Discover now