30

5.1K 625 96
                                    

Sorry for typo, nulisnya ngebut bund.

Happy reading and hope you enjoy~

====


Waktu kian berputar, maka hari pun berganti. Langit seakan menggambarkan betapa bingungnya perasaan Thalassa hari ini. Langit mendung, namun masih ada sinar matahari yang hadir menghangatkan pagi mereka.

Thalassa menghela nafasnya, ia menuruni anak tangga satu persatu dengan langkah gontai, ia sudah siap dengan pakaian sekolahnya. Thalassa sudah bolos sekolah dua hari, tidak mungkin kan ia bolos lagi? Walaupun sekolah itu milik keluarganya, tapi Thalassa tidak bisa semena-mena. Dulu iya, tapi sekarang Thalassa mulai sadar kalau semua ini milik keluarganya, bukan miliknya. Kekuasaan dan juga kekayaan itu milik keluarganya, dirinya hanya menumpang.

Hari ini adalah hari ulang tahunnya. Ulang tahun pertama tanpa perayaan besar-besaran. Thalassa sudah bicara pada Oma dan opa nya agar tidak membuat pesta sweet seventeen. Karna dirinya tidak mau berbahagia tepat di hari kematian mamanya. Dan untungnya Oma dan Opa nya mengerti dan memilih lepas tangan dengan Thalassa.

Mata Thalassa tertuju ke arah dapur, di sana seperti biasa. Ada Kirana dan juga papanya yang sedang makan sarapan.

Bibir Thalassa tersangka sedikit, ia pun melangkahkan kakinya menuju ke arah meja makan dengan senyuman pagi yang cerah.

"Selamat pagi Pa, mbak Kirana" ucap Thalassa.

Kirana yang sedang memasak pun menoleh ke arah Thalassa dengan senyuman lembut. Ia berjalan ke arah Thalassa sambil membawa kue kecil dengan satu lilin di atasnya.

"Happy Birthday, sayang" ucap Nathan sambil berdiri dan memeluk Thalassa dari samping.

Kirana tersenyum lebar melihat interaksi ayah dan anak yang semakin hari semakin membaik walaupun Nathan masih kaku. Tapi tak apa, seiring berjalan nya waktu Nathan pasti terbiasa.

Thalassa tersenyum lebar laku ia membalas pelukan papanya dengan erat. Sedari dulu papanya tidak pernah mengucapkan selamat ulang tahun kepadanya. Papanya tidak pernah hadir di pesta ulang tahunnya dengan alasan sibuk bekerja.

Tapi sekarang, papanya memeluknya dan mengucapkan selamat ulang tahun padanya. Itu cukup membuat Thalassa bahagia. Bahkan sangat bahagia. Thalassa rasa ia tidak butuh pesta besar-besaran, ia hanya butuh pelukan papa dan ucapan selamat ulang tahun dari papa. Itu saja sudah cukup bagi Thalassa.

"Selamat ulang Tahun Thalassa. Happy sweet seventeen ya sayang" ucap Kirana.

Thalassa lalu melepaskan pelukannya dari Nathan, dan kini beralih pada Kirana yang masih memegang kue dengan satu lilin di atasnya.

"Makasih mbak, Thalassa sayang mbak" ucap Thalassa lalu memeluk Kirana sejenak.

Kirana mengusap lembut surai Thalassa. "Sama-sama, tiup dulu dong lilin nya" ucap Kirana.

Thalassa mengangguk, ia pun menunduk sejenak sebelum meniup lilin.

'Tuhan, Thalassa hanya ingin hidup seperti ini. Thalassa ingin orang-orang yang ada di sekeliling Thalassa bahagia'

Hup!

Lilin itu mati bersamaan dengan senyum yang mengembang dari ketiga manusia yang berbeda generasi itu.

"Trimakasih Pa, Mbak"



•°•°•°•

"Balon tolong di taro di atas"

Still UnfairWhere stories live. Discover now