19

4.3K 566 94
                                    

Sebelumnya aku minta maaf jika di part minggu kemarin kalian kurang sreg soal 'Kirana' but itu udah alurnya aku harap kalian ngerti dan tetep dukung cerita ini.

Trimakasih.






Maaf bila ada Typo

====

Thalassa menguap lebar-lebar seraya merentangkan kedua tangannya guna merilekskan otot-otot tubuhnya.

Pagi telah tiba, bahkan matahari serasa sudah berada di atas kepala. Thalassa melirik jam yang terletak di samping nakas tempatnya tidur. Jarum pendek pada jam berbentuk persegi itu menunjukan pukul delapan pagi. Thalassa mengangguk lantas gadis itu menyibak selimutnya dan perlahan berdiri meninggalkan sang kasur guna membersihkan diri di kamar mandi.

Hari ini Thalassa memutuskan untuk tidak pergi ke sekolah lagi. Entahlah ia hanya merasa tidak ada tujuan untuk datang ke tempat yang orang bilang adalah gudang  ilmu.

Arkan? Hah! Bahkan cowok itu tidak menanyakan kabarnya sejak dirinya pulang dari rumah sakit. Sudah dua hari Arkan seakan di telan bumi, mungkin Arkan sedang sibuk dengan pacarnya itu. Alah Thalassa jadi kesal kalau membahas soal itu.

Omong-omong soal Arkan. Thalassa jadi ingat si cowok sialan yang nyebelin abis. Namanya Sean, katanya sih Wakil ketua OSIS. Kok Thalassa gak tau? Eh Thalassa kan emang gak tau apa-apa tentang berita yang beredar di sekolah. Karna pada dasarnya Thalassa bersekolah hanya karna tuntutan dan sebuah kewajiban bagi anak seusianya.

Ceklek.

Thalassa membuka pintu toilet dan keluar dari toilet pribadi miliknya. Kini Thalassa sudah selesai berpakaian dan juga jauh lebih segar dari sebelumnya.

Tok..

Tok..

Tok..

Thalassa memandang ke arah pintu bercat putih, menebak-nebak siapa yang berani mengetuk pintu kamar miliknya? Padahal seluruh pegawai di rumahnya sudah ia peringatkan untuk jangan sekali-kali mengganggunya ketika sedang berada di dalam kamar.

"SIAPA?!" pekik Thalassa.

Tangan kirinya ia gunakan untuk menggosok-gosokan handuk ke rambutnya.

Tak mendengar jawaban dari sang pengetuk pintu, Thalassa lantas mendekat ke arah pintu dan membuka knop pintunya.

Krieet...

"Elo?" Gumam Thalassa ketika ia melihat se sosok wanita yang berbalut pakaian santai namun tetap elegan dan nyaman untuk di pandang.

Sedangkan wanita di depan nya hanya tersenyum pada Thalassa dan membuat Thalassa bingung.

"Ngapain lo di sini? Mau minta upah hah? Kan gue udah bilang, biar bokap gue yang urus. Ngapain sih pake ke rumah gue segala? Lo gak tau apa peraturan rumah ini? Jangan ada yang berani beraninya ketuk pintu kamar gue! Atau—"

"Atau apa? Saya hanya meminta anda untuk turun dan sarapan bersama. Saya sudah memasak sarapan khusus untuk anda dan juga tuan besar Nathan" potong Kirana tak luput senyum yang selalu ia pancarkan. Walaupun jauh di lubuk hati wanita itu jengkel dengan tingkah gadis remaja yang tak tau sopan santun itu.

Thalassa memutar bola matanya malas. "Siapa lo berani-berani nyuruh gue turun kebawah? Dan saru lagi! Atas izin dari siapa lo sentuh-sentuh barang-barang di sini hah?" Tanya Thalassa.

Dengan senyuman sedikit miring, Kirana berdehem seraya menyiapkan serangkaian kata untuk menjawab pertanyaan dari anak Bosnya itu. "Saya Kirana Shafira, asisten pribadi tuan besar Nathan yang baru saja direkrut kemarin langsung dengan Tuan Nathan. Jika anda ragu, anda bisa tanyakan langsung kepada beliau. Saya izin ke bawa dulu" ucapnya lalu mengambil ancang-ancang untuk meninggalkan Thalassa.

Still UnfairWhere stories live. Discover now