32

4.7K 506 21
                                    


Happy reading and sorry for typo♡

====




"Nat, Sampai kapan lo di sini? Lambung lo butuh asupan"

Nathan masih diam, menatap anaknya yang tengah berbaring di kasur rumah sakit dengan selang di mana-mana. Miris. Mengapa Nathan baru tau fakta ini? Dan yang lebih mirisnya lagi, Thalassa sengaja menutup Fakta darinya karna Thalassa tidak mau membuat Nathan kerepotan mengurusnya.

Nathan semakin merasa bersalah karna ketidakbecusan nya sebagai Ayah. Ia benar-benar pengecut yang takut akan sebuah garis takdir.

"Nat, berhenti nyalahin Kirana. Karna Kirana gak tau apa-apa soal ini" ucap Libra.

Mendengar itu Nathan menoleh dengan tatapan sarkas ke arah Libra. "Dia yang udah buat keluarga gue hancur!" Ucapnya dengan penuh penekanan.

Libra menggeleng. "Enggak bukan Kirana, tapi lo yang buat keluarga lo hancur" jawab Libra membuat keadaan hening sejenak.

"Lo tau? Bahkan anak lo yang baru aja menginjak usia tujuh belas tahun ngerti kenapa Mama nya mendonorkan jantungnya untuk orang lain. Tapi lo, Pria dewasa yang usia nya hampir menginjak kepala empat. Malah gak mengerti dengan keadaan, lo malah menyalahkan seseorang. Dan karna lo juga keadaan semakin kacau" ucap Libra lagi.

"Umur memang tidak menentukan kedewasaan seseorang. Buktinya Thalassa, Thalassa dengan besar hati mau menerima kematian mamanya, Thalassa bahkan bilang kalau seseorang yabg menerima jantung mamanya harus menikah dengan Papanya. Yaitu lo"

"Tapi sayangnya, Papanya Thalassa terlalu egois dan menutup diri dari fakta yang sebenarnya terjadi. Gue benci sama sifat lo yang gampang menyimpulkan sesuatu. Dari dulu lo selalu begitu Nat, sampai pada akhirnya Kanaya meninggal dan lo menyesal setelahnya. Apa lo mau kejadian yang sama terulang pada Kirana?" Tanya Libra.

Nathan mengalihkan pandangannya ke arah lain. Libra benar, semua yang Libra ucapkan benar. Dirinya memang seseorang yang egois yang menyimpulkan sesuatu dari apa yang di lihat.

"Kenapa diem? Bener kan?" Tanya Libra.

Nathan sekarang menatap ke arah Libra. Pandangan nya terlihat begitu serius. "Bener Lib, semua yang lo omongin itu bener. Gue egois, gue menutup diri dari fakta yang sebenarnya terjadi. Gue bodoh" lirihnya.

"Bagus kalo lo sadar" ucap Libra.

"Setelah Thalassa Sadar, apa lo siap menikah dengan Kirana?" Tanya Libra.

"Gue––"

"Permisi, atas nama pasien Thalassa Gemintang?"

Ucapan Nathan terpotong oleh sosok suster dan Dokter yang baru saja masuk ke dalam ruang rawat Thalassa.

"Iya, ada apa?" Tanya Nathan.

Dokter itu tersenyum pada Nathan dan juga Libra. "Kami telah menemukan donor ginjal yang cocok untuk Pasien. Dan kami akan melakukan tindak operasi apabila pihak keluarga menyetujuinya" ucap Dokter.

"Saya setuju! Apapun asalkan anak saya sadar dok" ucap Nathan.

"Baik, ke ruangan saya ya pak. Saya akan menjelaskan syarat-syarat nya di sana"

Nathan mengangguk. "Baik dok" ucapnya dan berjalan mengekori dokter keluar dari ruang rawat Thalassa.

Sedangkan Libra yang melihat itu hanya tersenyum miris. Ia tau siapa yang dengan suka rela mendonorkan ginjalnya untuk Thalassa.

"Kirana, Saya gak tau kalau kamu sampai se nekat ini" gumam Libra.





•°•°•°•





Still UnfairWhere stories live. Discover now