33

4.7K 555 87
                                    

Happy reading and sorry for typo

===



Thalassa menatap ke sekelilingnya, tidak ada apa-apa selain padang rumput yang di penuhi banyak bunga berwarna-warni, ini sangat indah. Tapi ini di mana? Pikir Thalassa. Matanya menyapu padang rumput itu berharap menemukan seseorang, karna sekarang ia benar-benar sendirian. Thalassa berjalan, entah kemana itu ia hanya mengikuti langkah kakinya seraya menatap takjub sekelilingnya, ini sangat indah tapi entah mengapa ini sedikit tidak nyaman. Di mana orang-orang? Kenapa hanya dirinya sendiri? Tanya Thalassa dalam batinya.

Ia terus menyusuri padang rumput sampai matanya menangkap sesosok wanita yang berdiri memunggungi nya. Di lihat dari belakang, wanita itu mempunyai bentuk tubuh yang kurus namun tidak terlalu kurus, rambutnya yang panjang itu sengaja di gerai membuat setiap helainya berterbangan di tiup angin.

Thalassa menghampiri wanita itu, meski dengan langkah ragu. Tapi ia harus, karna hanya ada wanita itu di sini. Tidak ada siapa-siapa lagi.

"Thalassa Gemintang"

Thalassa terlonjak kaget ketika wanita itu memanggil namanya. Dari mana wanita itu tau? Pikirnya.

Perlahan wanita itu berbalik, hingga matanya dan mata Thalassa beradu pandang. Thalassa menatap wanita cantik dengan manik mata persisi sepertinya. Dia seperti tidak asing? Seperti wanita yang berdiri di samping Papanya di foto pernikahan papanya.

Ataukah dia?

"Mama?" Panggil Thalassa.

Wanita itu tersenyum, lalu berjalan menghampiri Thalassa.

"Ini mama sayang" jawab nya.

Suaranya terdengar begitu lembut dan sangatlah halus.

"Thalassa sudah besar ya nak? Papamu pasti merawatmu dengan baik" ucapnya lagi.

Thalassa masih tak mampu berkata-kata, ia masih diam dan membiarkan wanita yang mengaku mamanya itu mengelus lembut rambut miliknya. Tangannya yang lembut itu singgah di kepala Thalassa, membelai penuh sayang rambut coklat milik Thalassa.

"Thalassa sayang kenapa di sini? Pulang nak, ini bukan tempat kamu" ucapnya.

"Mama" gumam Thalassa.

"Kenapa sayang? Pulang ya" ucapnya.

Thalassa menggelengkan kepalanya. "Thalassa boleh di sini? Thalassa mau sama mama" ucap Thalassa. "Semuanya datang secara tiba-tiba, semuanya begitu mendadak, Thalassa gak siap" lanjutnya.

Kanaya tersenyum lembut, sambil terus mengelus lembut rambut putri cantiknya.

"Semua yang datang itu adalah takdir, kamu gak bisa pergi meninggalkan takdir yang baru saja menghampiri kamu. Kamu harus kembali, raih takdir itu, dan yakin kalau semua ini adalah awal untuk hidup yang baru" ucapnya. "Apapun yang terjadi nanti, kamu harus tau kalau mama selalu ada di dekat kamu" ucapnya.

"Mama tapi––"

"Sayang, dengar kan mama. Kamu gak bisa di sini lama-lama, karna kamu masih harus menyelesaikan urusan kamu. Mama yakin, tuhan pasti akan mempertemukan kita kembali suatu hari nanti. Thalassa juga yakin kan?"

Akhirnya mau tidak mau Thalassa mengangguk. "Thalassa yakin" ucap Thalassa.

"Thalassa, Kirana itu perempuan baik. Sayangi dia seperti kamu menyayangi mama, karna separuh hidup mama ada di dalam dirinya, jangan menyakitinya karna kalau kamu menyakitinya sama saja dengan kamu menyakiti mama" ucap Kanaya.

"Thalassa sayang mbak Kirana ma, Thalassa gak akan buat mbak Kirana sedih, Thalassa janji"

Kanaya tersenyum. "Anak baik, sekarang pulang ya Nak"

Still UnfairWhere stories live. Discover now