09

5.7K 550 44
                                    


'Itu Seriusan Thalassa gak bawa mobil?'

'Tumbenan Thalassa gak bawa mobilnya'

'Eh itu Thalassa jalan bareng Arkan?'

Sekilas Thalassa bisa mendengar bisik-bisik para murid yang menggosipinya. Astaga! Mulut mereka tuh emang di setting buat ngomongin orang ya? Lagian kalo Thalassa gak bawa mobil emangnya masalah gitu buat mereka? Thalassa tuh heran sama orang-orang jaman sekarang, kok mereka mau ya repot-repot ngomongin kejelekan orang, gak takut kena azab gitu? Thalassa gak habus pikir, bahkan sekarang pandangan para murid di koridor mengarah padanya dan juga Arkan. Tatapan mereka seakan berkata 'Ada apa dengan Thalassa dan Arkan?'

Thalassa berdrcak kesal. "NGAPAIN LO PADA LIAT-LIAT GUE HAH? MAU GUE COLOK MATA LO HAH?" Bentak Thalassa.

Sontak saja mereka semua langsung menunduk dan berjalan lebih cepat.

"Ck! Dasar makhluk bumi, kepo aja sama urusan orang!" decak Thalassa.

Arkan yang berada di sebelah Thalassa hanya bisa menggelengkan kepalanya.

"Jangan marah-marah mulu, darah tinggi lo lama-lama" Ucap Arkan.

Thalassa menatap sinis Arkan lantas gadis itu berjalan mendahului Arkan.

Arkan hanya tersenyum sambil menatap punggu Thalassa yang berjalan tepat di depan nya.

Gadis itu tetap lah keras kepala, padahal baru beberapa jam yang lalu ia melihat gadis itu menangis di pelukan nya sambil berkata 'I'm your Friend too' tapi setelahnya sifat Thalassa kembali seperti semula,  Thalassa yang galak, dan sinis. Ah gadis itu memang tidak bisa di tebak.

Oh ya, soal surat itu? kenapa Arkan bisa menemukan nya? Jadi waktu itu tepatnya kemarin malam ketika mereka berdua berada di bis, ingatkan ada anak kecil yang mengajak Thalassa bicara? Dan anak kecil itu sempat jatuh dan karna refleks Thalassa membantu anak itu, sampai ia tak sadar kalau surat itu jatuh dari kantongnya.

Arkan dengan cepat langsung mengambil surat itu tanpa sepengetahuan Thalassa, surat yang sama yang waktu itu ia temukan di kolong meja Thalassa.

Arkan tau isi surat itu, dan Arkan mengerti mengapa Thalassa bersikap sepeeti itu,  Thalassa hanya ingi—

"Arkan?"

Arkan sontak memberhentikan langkahnya dan menoleh ke arah suara yang tadi memanggilnya.

Dahi Arkan berkerut kala melihat gadis di depan nya.

"Kamu ingat saya gak?" tanyanya.

Arkan memicing mencoba mengingat siapa sosok di depan nya. "Sherina?" tanya Arkan.

Gadis itu mengangguk sambil tersenyum. "Ternyata kamu masih ingat saya" jawabnya.

Arkan hanya tertawa canggung sebagai balasan nya.

Lalu Sherina mengambil sesuatu di dalam paper bag nya.  "Nah ini buat kamu, saya yang buat sendiri. Di makan ya" ucap Sherina sambil menyerahkan bekal berwarna biru laut kepada Arkan.

Arkan pun menerimanya. "Buat gue?" tanya Arkan.

Sherina tertawa. "Iya lah buat kamu, masa buat orang lain"

"Kenapa harus gue?"

"Karna kamu udah nolong saya kemarin, anggap aja sebagai rasa terimakasih saya ke kamu"

Arkan lalu tersenyum. "Yaelah santai aja kali, btw makasih bekalnya gue pasti makan kok"

"Kembali kasih"

Still UnfairOù les histoires vivent. Découvrez maintenant