11

5.3K 544 51
                                    


Ada typo komen yaa...









Kirana masih duduk dengan gusar di meja kerjanya, berulang kali ia menatap pintu keluar di ruangan tempat timnya berada. Entahlah apa yang Kirana harapkan dari pintu berlapis kaca tebal itu. Selepas di ajak pergi oleh atasannya itu perasaan Kirana menjadi tidak karuan.

Bahkan berkas-berkas yang seharusnya ia kerjakan malah tergeletak dengan tenang di atas meja kerjanya, tidak di sentuh sama sekali. Kirana masih saja diam dan mencari posisi duduk yang nyaman. Terhitung sudah hampir dua puluh menit Kirana bersikap gusar dan aneh. Membuat rekan se timnya menatap dirinya dengan tatapan 'Kirana kenapa?'

Penyebab kegusaran Kirana itu karna...

Flashback on

"Kirana Shafira?"

Kirana menoleh menatap sahabat atasan nya yang sedang duduk tepat di depan nya. Nathan sedang izin ke toilet hingga tinggalah dirinya dan sahabat dari atasannya yang ia tau bernama Zelovan Galibra, pemilik Agensi musik terkenal di seluruh dunia. Siapa sih yang tidak kenal dengan ZG'Entertaiment? Agensi yang menaungi artis-artis besar dan juga beberapa boygrup dan girlgrup terknal. Semua orang pasti tau. Nama Zelovan Galibra sudah mendunia.

Dan Kirana masih tidak menyangka bahwa di depan nya adalah CEO dari ZG'Entertaiment. Bahkan Pemilik Agensi musik terkenal itu mengetahui nama panjangnya, bagaimana bisa?

"Saya tau nama kamu, nama yang gak akan pernah saya lupain" ucap Libra.

"Maksud bapak?"

Libra tersenyum, lantas pria berkepala tiga itu memberikan sebuah surat pada Kirana.

Kirana menerimanya dan membacanya dengan teliti.

Surat dari rumah sakit.

"P-pak?"

Kirana bergetar kala ia mengetahui isi surat itu. Sedangkan Libra hanya tersenyum penuh makna.

"Saya sudah lama cari kamu Kirana"

Flashback end

"Ngelamun aja Kamu Na, di cariin bu Harum tuh. Di suruh kasih laporan hasil rapat Minggu kemarin" ucap salah satu rekan kerja Kirana—Yura namanya.

Kirana langsung tersadar dan dirinya pun mengangguk sebagai respon dari perkataan Yura. "Iya Ra, Thanks ya"

"Santai aja, yaudah aku mau ke kantin dulu ya beli kopi. Ngantuk nih"

Kirana terkekeh mendengarnya. "Iya sana gih"

Lalu setelahnya Yura pergi meninggalkan Kirana.

Kirana menggelengkan kepalanya lalu wanita dua puluh lima tahun itu segera meraih berkas-berkasnya dan berjalan ke ruangan Bu Harum, mencoba melupakan apa yang terjadi satu jam lalu.

"Saya mohon sama kamu, tolong jangan ada yang tau tentang ini. Bahkan Nathan sekalipun"

Kirana menghela nafasnya, ucapan Libra masih terngiang-ngiang di kepalanya, fakta yang sangat amat mengejutkan, fakta yang tidak di sangka malah membawa petaka bagi Kirana. Ya tuhan, kenapa Kirana tidak bisa hidup tenang batang sedetik pun?

Memang ya, semakin dewasa semakin banyak pula beban yang kita pikul. Semakin bertambahnya usia, semakin banyak pula tanggung jawab yang harus di kerjakan. Ah kirana rasanya ingin kembali pada masa-masa ketika dirinya masih kecil, bermain di taman, berlari-lari ke sana dan kemari bersama teman-teman sebayanya. Tidak seperti sekarang, berkutat dengan komputer dari pagi hingga petang, lalu pulang, tidur, makan. Dan kembali berkutat dengan komputer. Siklus hidup yang membosankan.

Still UnfairWo Geschichten leben. Entdecke jetzt