04

8K 646 64
                                    


"Eh lo bisa minggir gak? Gue mau lewat! Awas awas!"

Thalassa mengusir siapa saja yang menghalanginya berjalan di koridor sekolah. Bel istirahat berkumandang lima menit yang lalu alhasil koridor sekolah menjadi ramai akan siswa dan siswi yang berlomba-lomba menuju kantin. Dan hak itu membuat Thalassa kesulitan berjalan karna terhalang oleh mereka. Tapi tidak lagi, lihat saja orang-orang yang mulai menepi dan memberikan jalan untuk Thalassa lewat.

Thalassa tersenyum puas, lantas dirinya berjalan dengan angkuhnya menuju kantin.

Setelah memasuki kantin, matanya menangkap sosok yang menjadi mangsa nya. Ia adalah Gadis yang tadi pagi menabraknya. Thalassa sudah bilang bukan, kalau ia tidak akan membuat gadis itu tenang bersekolah di sini setelah membuat Gara-gara denganya. Dan Thalassa tidak pernah main-main akan ucapan nya.

Kaki jenjang nya berjalan menuju meja sang mangsa yang bernama Sherina. Si anak akselerasi kesayangan guru, Thalassa sudah tau asal-usul gadis itu setelah mencari data tentang nya. Thalassa benar-benar berniat membuat gadis itu keluar dari sekolah dengan perlahan.

Brak!

Tangan Thalassa menggebrak meja yang di tempati oleh Sherina membuat gadis itu terlonjak kaget. Sontak saja suara gebrakan meja dari Thalassa langsung mengundang tatapan tanya dari pada penghuni kantin. Semua pasang mata menatap dirinya melihat itu senyum Thalassa terukir.

"Halo Sherina, lagi makan apa tuh?" Tanya Thalassa.

Bahu Sherina bergetar ketakutan. Membuat Thalassa senang bukan main karna melihat mangsanya takut.

"Lagi makan soto ya? Ih kayaknya enak, bagi dong" ucap Thalassa sambil mengambil mangkuk soto milik Sherina.

Sherina menatap Thalassa dengan tak terima, karna sotonya sama sekali belum di makan. "J-jangan—"

Thalassa melotot tajam ke arah Sherina. "Pelit banget sih lo! Gue kan cuma mau minta!" Pekik Thalassa.

"Tuh gue balikin!"

Byur!

Thalassa dengan tidak berperasaan nya menumpahkan soto itu ke baju Sherina.

Sherina memekik kaget, kala kuah soto yang masih lumayan panas itu mendarat tepat di bajunya. Ini benar-benar panas.

Semua orang di kantin menatapnya iba tapi tidak ada niatan menolongnya. Ah benar-benar tidak berguna.

Thalassa tertawa terbahak-bahak melihat keadaan Sherina. "Bahahahahhaa panas ya? Kasian. Nih gue mah baik"

Byur!

Kali ini es teh manis mendarat di kepala Sherina membuat seluruh tubuhnya kini basah.

"Dah kan? Udah gak kepanasan lagi kan?" Tanya Thalassa sambil di iringi tawa.

Sherina hanya menunduk, ia benar-benar marah tapi apa daya ia tidak bisa meluapkan amarahnya.

"Makanya jangan main-main sama gue" ucap nya sambil tersenyum puas.

Cukup sudah! Sherina benar-benar sudah di ambang batas! Ia benar-benar muak di perlakukan seperti itu oleh Thalassa hanya karna dirinya tidak sengaja menabrak Thalassa di koridor.

Plak!

Dengan penuh keberanian Sherina menampar Thalassa dengan kencang membuat bekas merah di pipi mulus Thalassa. Semua orang yang berada di kantin tercengang akan keberanian Sherina menampar sang 'Ratu sekolah'

Thalassa memegangi pipinya yang terasa panas akibat tamparan dari Sherina, tamparan nya ternyata luar biasa membuat pipinya nyeri. Thalassa menatap nyalang Sherina.

Still UnfairWhere stories live. Discover now