10

5.9K 586 52
                                    


"Lama banget lo katanya sepulu—

Ucapan Libra menggantung tatkala netranya menangkap sosok wanita yang berada di samping Nathan, wanita itu sepertinya tidak asing di mata Libra. Ia mirip seseorang, tapi siapa? Libra terus bertikai dengan pikiran nya sambil memandangi wajah wanita yang berdiri tepat di samping Nathan.

Nathan memukul pundak Libra lumayan keras, guna menyadarkan pria yang sedari tadi menatap Kirana dengan tatapan aneh.

"Naksir lo?" Tanya Nathan pada Libra.

Libra tersentak lalu menggeleng dengan keras. "Enggak, nat. Tapi—"

"Banyak omong banget lo" potong Nathan.

Nathan lalu membuka pintu belakang mobil Libra dan masuk ke dalamnya.

Sedangkan Kirana masih setia berdiri di tempatnya semula.

"Kenapa diem aja? Sini masuk" ucap Nathan pada Kirana.

Kirana mengangguk kaku lalu masuk dan duduk di samping Nathan.

Libra mendengus sebal, lalu menatap Nathan dengan kesal. Apa-apaan ini? Libra berasa jadi supir. Padahal kan dia pemilik mobil ini. Mobil Audi keluaran terbaru yang di beli langsung dari luar negri dan di kirim dengan pengiriman terbaik yang pernah ada. Libra cuma mau pamer aja. Maklum semenjak jadi pemilik dari salah satu agensi musik terkenal Libra jadi suka membeli mobil atau barang-barang mewah lainya. Bukan nya menghamburkan uang tapi Libra menginvestasikan uang nya dengan cara mengoleksi beberapa mobil mewah.

Kalau Nathan sih masih setia dengan mobil sedan hitam dengan lambang putih biru bertuliskan BMW. Mobil yang sudah dua tahun terakhir menemaninya dan menjadi saksi bisu perjalanan hidup Nathan yang hambar tanpa Kanaya.

Tidak perduli dengan umpatan yang keluar dari mulut sahabatnya, Nathan memiliki Acuh tak acuh dan dengan tenang menutup matanya, ia tidak tertidur hanya saja matanya terasa berat dan meminta untuk di tutup.

Sedangkan Kirana duduk dengan gusar di sebelah Nathan, ada rada tak enak hati pada sosok di depan nya yang diketahui sebagai sahabat dari atasannya itu, tapi mau bagaimana lagi? Atasanya yang memerintahkan ia langsung untuk duduk di kursi penumpang bagian belakang. Jadi mau tidak mau ya Kirana harus mau.

"Pak, maaf ya" ucap Kirana pada Libra.

Libra sekilas menatap wajah Kirana dari kaca lalu ia tersenyum sambil mengangguk. "Gapapa, gak perlu minta maaf. Yang harusnya minta maaf itu si Setan Kampret yang sekarang malah tidur, temen gak tau diri emang" sindir Libra.

"Gue denger ya Lib" sahut Nathan dengan mata yang masih tertutup.

"Gue gak peduli ya Nat" balas Libra.

Kirana hanya menghela nafasnya kala menyaksikan dua pria yang sudah tidak muda lagi itu berdebat dengan mempermasalahkan masalah yang sepele.

"Kalau boleh tau nama kamu siapa?" Tanya Libra.

"Ki—"

"Kepo banget sih nanya-nanya nama orang" ucap Nathan memotong ucapan Kirana.

Libra mendengus. "Nat mulut lo gue sogok pake stir ya?" Ancam Libra.

Nathan hanya mengangkat bahunya acuh tidak mengindahkan ancaman dari Libra, karna Nathan tau Libra tidak mungkin serius dengan ucapan nya. Halah Libra tukang bercanda dan punya humor super receh, mana bisa sih pria itu serius? Kalau Libra bisa serius dari dulu, mungkin ia sudah punya pasangan dan memiliki sebuah komitmen dalam hubungan yang serius pula.

Halah ribet.

Balik lagi Ke Kirana yang sekarang malah memerhatikan lalu lalang kendaraan lewat kaca jendela mobil. Keadaan mobil begitu hening setelah ancaman main-main Libra yang menjadi topik pembicaraan terakhir di antara ketika manusia yang bertolak belakang itu.

Still UnfairTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang