12: kepura-puraan

467 45 3
                                    

Lara menatap orang yang sedang ada di hadapannya. Ryan, yang sedang sibuk memainkan ponsel tanpa menghiraukan Lara yang ada di depannya.

Lara dan Ryan memang sekarang sedang berada di salah satu cafe.

"Kak?" Lara mencoba memanggil Ryan.

Seperti ada yang menyumbat ditelinganya, Ryan benar-benar tak menoleh pada Lara dan masih saja fokus berkutat pada ponselnya. Lara merasa seperti barang disini.

"Kak?" Panggil Lara lagi.

Kali ini Ryan mendongak menatap Lara.

"Bentar ya, lagi main game. Lagi seru" ucap Ryan sembari tersenyum.

Lara menangguk pelan. Huft, main game kan bisa pas di rumah. Kalo kesini cuma buat main game, untuk apa?, gerutu Lara dalam hati.

Karena Lara merasa bosan, ia menghabiskan brownisnya yang tinggal setengah. Lalu ia memutuskan untuk bermain ponsel juga.

Ia membuka aplikasi pesan. Dan, dilihatnya Bapak Ajil sudah mengirimkan pesan pada Lara.

Ajil
Weh, gue abis dapet hukuman dong dari nyokap. Karena gue pake mobilnya buat jemput Lolla tadi, tanpa permisi.

(Ajil send a picture)

Lara sedikit terkekeh saat melihat foto yang dikirim oleh Ajil. Ajil selfie dengan tangan yang menujukkan jari jempolnya, dan Ajil memperlihatkan banyaknya cucian piring di belakangnya, tepat di westafel.

Muka Ajil itu lho yang buat Lara nggak berhenti buat ketawa. Terlalu datar.

Lara
Lawak lo


Lara benar-benar berharap Ajil membalas pesannya, karena dia benar-benar bosan.

Ting!

Ajil
Dimana lo?

Lara melihat pesan dari Ajil lalu ia memotret bahwa dia sedang ada di sebuah cafe dengan melihatkan setengah Ryan yang masih sedang bermain game di ponselnya.

Lara
(Lara send a picture)

Di lain tempat, Ajil berkerut kening saat melihat foto yang dikirim oleh Lara. Ajil sudah selesai mencuci piring dan sekarang ia sedang santuy di kamarnya.

"Siapa nih cowo? Kok dari setengah mukanya, kayak pernah ketemu. Tapi siapa ya?" Monolog Ajil.

Saat akan membalas pesan dari Lara, ponsel Ajil tiba-tiba mati. Baterainya habis. Tadinya dia memang berniat untuk charge ponselnya, tapi dia lupa.

·····

Cuaca pagi ini banyak membuat para remaja terlalu mager untuk datang ke sekolah. Hujan yang tak deras, namun rintik-rintik atau kerap disebut gerimis melanda kota Jakarta hari ini.

Ajil yang sudah siap akan ingin berjalan keluar rumah untuk menghampiri motornya yang telah ia panaskan.

"Jil, hujan-hujan gini mau naik motor?" Tanya Mira, Bunda Ajil.

"Iya lah Bun"

"Naik mobil Bunda aja" ucap Mira.

Fyi, Ajil belum memiliki mobil namun Bunda, Morgan, dan Valerie telah memilikinya. Kata Bunda, harus beli pake uang sendiri.

AJILARA (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang