32: dari arah balkon

376 35 6
                                    

"Lara mana, Tante?"

"Ada di kamar. Coba La kamu suruh dia buat sarapan bareng, siapa tau kalo kamu yang ngajak dia mau"

"Oke, Tante"

Dengan langkah yang sedikit cepat, Lolla berjalan menuju lantai dua. Lantai dimana kamar Lara terletak.

Lolla mengetuk dahulu pintu kamar Lara.

"Lara nggak mau sarapan, Mama" ujar Lara dari dalam kamar.

"Ra, ini gue" ucap Lolla.

Dari dalam kamar, Lara yang mendengar suara itupun langsung tau bahwa itu memang bukan Mamanya, melainkan Lolla.

Lara menghela nafas, dan beranjak dari kasurnya, berjalan menuju pintu. Bagaimana pun, ia merasa memerlukan teman curhat saat ini.

Lara membukakan pintu kamarnya untuk Lolla. Tanpa bicara apapun, Lara kembali berbalik badan dan melangkahkan kakinya kembali menuju tempat tidurnya.

Lolla masuk dan menutup pintu kamar Lara.

"Ra, lo pasti belum sarapan?"

Lara menggeleng, "gue ngga mood buat makan"

Lolla mendudukan bokongnya di pinggir tempat tidur Lara, duduk menghadap Lara.
"Makan lah Ra, kasian nyokap lo khawatir dia"

"Gue kesel banget La, kenapa coba gue bisa kenal sama Ajil. Semenjak ada dia di hidup gue, hubungan gue sama Kak Ryan jadi renggang gini" tutur Lara tanpa melihat kearah Lolla, ia mengarahkan pandangannya pada pintu balkon kamarnya yang terbuat dari kaca.

"Lo kenapa bisa ngomong gitu sih, Ra?"

"Tapi gue bener kan?"

"Maaf ya kalo pemikiran kita beda. Tapi menurut gue, Ajil gak salah lho. Menurut gue, emang Ryan aja yang nggak serius sama lo, dia cuma main - main Ra" jelas Lolla.

"Kenapa lo jadi nyalahin Kak Ryan sih? Kenapa juga lo jadi ada di pihak Ajil?"

Lolla menggeleng cepat, "gue nggak berpihak di Ajil sama sekali sumpah. Tapi menurut gue kali ini dia emang gak salah, bahkan dia baik banget sama lo. Menurut spekulasi gue, yang beneran sayang sama lo itu Ajil, bukan Ryan"

Lara berdecak dan menatap kesal pada Lolla, "lo sama sekali nggak ngebantu gue ya La, lo malahan nambahin rasa sedih untuk gue. Mendingan sekarang lo keluar dari kamar gue"

"Ra .."

"Cepatan!"

Lolla menghela nafasnya, "okay" ucap Lolla lalu ia beranjak, "coba dipikirin lagi ya Ra, tentang pikiran lo yang selalu nyalahin Ajil. Lo udah buta sama Ryan, jangan sampe hal itu buat lo berpikiran dangkal" ujarnya lalu berjalan keluar dari kamar Lara.

··········

Nadya membuka pintu balkonnya, dan melihat ke arah bawah. Disana Nadya mengerutkan keningnya saat melihat terdapat Dingga dibawah sana.

"Dingga! Ngapain?" Tanya Nadya dengan memelankan nada saat di kata 'ngapain' nya.

Dingga menunjukkan sebuah karton besar berwarna ungu. Dingga menujuk karton tersebut, "baca Nad!" Jerit Dingga. Untungnya rumah Nadya sedang tidak ada orang tuanya yang pergi karena urusan bisnis, ya seperti biasanya.

Nadya membaca tulisan yang dimaksud oleh Dingga dengan menyipitkan kedua matanya.

"Nadya, mau jadi pacar gue?"

AJILARA (SELESAI)Where stories live. Discover now