35: divorce

373 31 3
                                    

"Lara"

Lima detik, baru Lara berbalik.

"Lo manggil gue?" Tanya Lara.

Ajil menanggukan kepalanya, "bisa duduk di samping gue sebentar?" Tanya Ajil. Ajil belum pernah terlihat seserius ini sebelumnya, pikir Lara.

Dengan gerakan pelan, Lara duduk di kursi sebelah Ajil.

"Mau ngomong apa?" Tanya Lara tanpa menoleh pada Ajil.

"Lo gak papa?"

Lara menoleh tak mengerti, ia menelan salivanya mengingat kejadian akhir-akhir ini yang menimpanya. Namun dengan sedikit angkuh Lara menjawab, "gue gapapa. Fine - fine aja kok gue"

Ajil tersenyum tipis, "gue seneng lo gapapa. Tapi satu hal, kalo lo emang lagi kenapa - kenapa lo bisa cerita sama gue kalo lo mau, gue akan selalu ada buat lo cerita, Ra" ujar Ajil lalu beranjak setelahnya dan menuju Lolla yang berada di meja kasir untuk membayar kopi pesanannya. Setelah itu pergi keluar dari dalam coffe shop.

Lara memperhatikan gerakan Ajil yang naik ke atas motornya sembari mengenakan helmnya dari dalam coffe shop.

··········

Lara mencuci tangannya di wastafel yang ada pada toilet di dalam kamarnya, sembari melamun memikirkan perkataan Ajil saat di coffe shop milik Lolla tadi.

"Tapi satu hal, kalo lo emang lagi kenapa - kenapa lo bisa cerita sama gue kalo lo mau, gue akan selalu ada buat lo cerita, Ra"

"Ish!" Lara menyimprat-nyimpratkan air dengan jari-jarinya, "ngapain pake diingat sih, Ra!" Serunya pada dirinya sendiri.

Lara menatap dirinya pada kaca di hadapannya, "gue gak mungkin lagi balik sama Ajil" ucapnya.

Tok tok tok!

"Kak, kakak di dalam gak?"

Itu suara Bara yang mengetuk pintu toilet yang ada di dalam kamar Lara.

"Kenapa, Bar?" Tanya Lara sedikit berteriak.

"Mama minta kakak turun ke bawah sebentar"

"Oh iya, sebentar" Lara mengelap tangannya dengan secarik tissu, lalu berjalan keluar dari dalam toilet.

Lara membuka pintu toiletnya dan masih menemukan Bara di dalam kamarnya.

"Cepetan kak, Mama udah nungguin"

"Iya sabar ih. Kamu ngga ikut ke bawah?" Tanya Lara pada Bara.

Bara menggelengkan kepalanya, "nggak dibolehin Mama"

Lara sedikit agak bingung, tapi dengan cepat ia tersenyum kearah adiknya itu, "yaudah kakak kebawah ya, kamu gak keluar? Emang mau diem di kamar kakak, hm?"

"Males, kamar cewek gak ada superhero nya" ujar Bara sembari memeletkan lidahnya kearah Lara.

"Idih, ada tuh Wonder Woman!" Ujar Lara menujuk sebuah patung kecil Wonder Woman di atas meja riasnya.

"Jelek, bukan Spinderman!" Jerit Bara sembari menutup pintu kamar Lara. Lara hanya menggelengkan kepalanya lalu ikut keluar dari kamarnya untuk menemui sang Mama.

AJILARA (SELESAI)Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt