39: kabar bahagia

425 35 4
                                    

Kadang, kebahagiaan itu cukup dari hal sederhana - Ajilara.

·········

"Kalo kita ulang sekali lagi, gimana?"

Lara mengerjapkan matanya. Sungguh, apa Ajil sedang mengajaknya balikan sekarang? Kalo salah kan malu, dikira Lara geer nanti.

Lara menggaruk leher bagian belakangnya sembari tercengir canggung. "Hehe, maksudnya Jil?"

"Yaaa, balikan. Mau?"

Lara membelalakan matanya. Sumpah demi apa, ini Ajil gak sweet banget sih! Gimana kek gitu, jangan cuma gini doang ngajak balikan!

"Hmm.. hm"

"Ayo Ra, jawab.." rengek Ajil sembari mengoyang-goyangkan lengan Lara yang dipegangnya.
Bukannya gemesin, malahan Lara pengen banget nampol liat muka ngeselinnya.

Tapi tak bisa dipungkiri, sebenarnya di dalam hati Lara juga sedikit terkekeh senang karena merasakan rasa kesal ini lagi karena Ajil.

"Kayaknya gue gak mau sih, Jil." ucap Lara.

"Yahh, alasannya??"

Lara berjalan meninggalkan Ajil dengan santai dan berkata, "karena lo nyebelin" jawab Lara.

Kening Ajil berkerut, lalu dengan cepat ia melangkah menuju Lara dan membalikkan tubuh gadisnya itu agar menghadap kearahnya.

"Mauuu yaaa?" Ucap Ajil sembari tersenyum manis.

Lara mengulum bibirnya, menahan senyum. Ah! Ternyata Ajil gemesin juga ya!

Lara mencubit kedua pipi Ajil dengan pelan, "iya deh, mau"

Ajil melompat-lompat kegirangan lalu mendekap Lara yang kini telah menjadi kekasihnya kembali. "Yeyy, makasih" ucap Ajil.

Lara membalas dekapan Ajil, "sama-sama, sayang"

What this?! Sayang?? Ajil langsung melepas dekapannya dengan Lara dan menatap dalam-dalam wajah gadisnya itu.

"Sayang??"

Lara terkekeh, "iya, aku sayang kamu" ujar Lara dengan menujuk dirinya dengan telunjuknya lalu menujuk Ajil.

"Ra???"

Ajil menampar sebelah pipinya. Demi apa? HAHA, dijadian sebelumnya Lara benar-benar tidak mau mereka menggunakan panggilan aku-kamu, apalagi sayang! Tapi ini?? Woahh! Ajil tidak bisa menahan senyumnya yang lebar.

···········

Ajil merenggangkan tubuhnya dengan sangat ketika mendengar suara dering telponnya dari ponsel yang ia terletak begitu saja di lantai.

Ajil meraba nakasnya dengan mata terpejam namun tak jua merasakan adanya ponsel disana, membuatnya harus membuka matanya untuk melihat dimana letak ponselnya itu.

Ajil mengerutkan dahinya saat melihat tidak adanya ponsel di atas nakas. Padahal biasanya Ajil menaruh ponselnya disitu. Dering ponsel berbunyi untuk ketiga kalinya, membuat Ajil melihat kearah lantai dan mendapati ponselnya disana.

"YA ALLAH!" Ajil bergerak cepat menghampiri ponselnya itu, "kenapa bisa disini kamu?!" Ucapnya pada ponselnya.

Ajil melihat nama Nadya di layar ponselnya. Dengan cepat Ajil menerima panggilan telfon dari sahabatnya itu.

"Ajil! Lama banget sih lo angkat telfon guee!"

Dengan spontan Ajil langsung menjauhkan ponselnya itu dari telinganya. "Anjir lo Nad, conge gue. Kenapa sih??"

AJILARA (SELESAI)Where stories live. Discover now