17: a day with lolla

464 41 5
                                    

Ajil hari ini sangat terlihat rapi, dia sekarang sedang berada di dalam mobil, ingin menuju coffe shop baru Lolla.

Kata Lara, Lolla akan membuka coffe shop dan Lara tak bisa bantu karena memang badannya masih tidak enak. Lara mempunyai ide untuk meminta Ajil saja yang membantu Lolla, kan biar mereka berdua nambah dekat juga.

Ajil telah sampai, ia juga telah memarkirkan mobilnya di bawah pohon.

Ajil keluar dan ia langsung menemukan Lolla yang sedang mengelap meja. Ajil menghampirinya.

"Hai, La" sapa Ajil.

Lolla mendongak lalu terlihat keningnya berkerut heran.

"Kok lo bisa disini? Coffe shopnya belum buka" ucap Lolla.

"Gue kesini mau bantu lo kok"

"Bantu gue?"

Lolla melihat kearah belakangnya, masih banyak kursi-kursi yang belum ditata disana.

"Boleh deh kalo lo mau bantuin gue" celetuk Lolla membuat Ajil tersenyum lebar.

"Tuh ada kursi-kursi yang belum ditata, tata aja ya"

Ajil memberikan hormat pada Lolla, "siap!"

Lolla mengelap kaca dari dalam coffe shop, sembari memperhatikan Ajil yang sedang menata meja dan kursi di luar coffe shop.

"Jil, bantu gue dong angkat meja ini" teriak Lolla.

Lolla memang benar-benar baru membuka coffe shop ini, sendirian. Jadinya dia belum ada karyawan atau siapa gitu yang bantu dia. Untungnya ada Ajil, jadi dia merasa pekerjaannya jauh lebih ringan.

"Oke, thanks Jil"

"Udah selesai ya?" Tanya Ajil.

Lolla menganguk, "lo duduk dulu deh, gue buatin minum. Pasti lo cape kan?"

"Boleh tuh"

Ajil duduk di salah satu tempat duduk di dalam coffe shop. Lalu tanpa melakukan yang lain dulu, ia memberi pesan pada Lara, mengabarkan bahwa ia berhasil membantu Lolla hingga akhirnya beres.

Ajil tersenyum saat tiba-tiba Lara mengirim fotonya dengan gaya memberikan jempol untuk Ajil.

Lolla datang dengan dua ice coffe di nampan yang ada di tangannya.

"Minum dulu Jil" ucap Lolla.

Ajil mendongak, lalu melihat kearah ice coffe yang diberikan oleh Lolla.

"Wih, makasih La" ucap Ajil.

Lima menit mereka hanya diam-diaman, akhirnya Ajil bicara duluan.

"Lo bisa kepikiran darimana La buka coffe shop ini?" Celetuk Ajil.

"Hmm, gatau deh. Gue mikir, pendapatan nyokap gue nggak begitu cukup untuk gue sekolah dan lain-lain jadi gue mikir mending gue buka coffe shop aja" jelas Lolla.

"Ohh, bokap lo mana emang?" Tanya Ajil.

"Gue punya bokap tapi ngerasa nggak punya, bokap gue kerjaannya keluar terus, nggak ada niatan buat cari uang untuk gue sama nyokap gue"

"Untungnya, om gue baik. Dia yang punya tempat ini dan kasih gue kesempatan buat ngelola" ujar Lolla.

"Modalnya juga dari om?"

"Nggak, modal pake uang gue sendiri, ya ada sih tambahan dari nyokap" jelas Lolla.

Ajil menganguk-anguk, "keren lo La" puji Ajil.

Lolla terkekeh ringan, "thanks"

"Jarang banget gue ketemu cewek kayak lo, yang mau kerja sampingan gini padahal masih sekolah. Kebanyakan kan gengsi" tutur Ajil.

AJILARA (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang