15: broken heart

506 46 4
                                    

Pagi ini adalah hari libur, membuat Lara tidak pergi ke sekolah. Sekarang ia sedang sibuk menyirami tanaman yang ada di depan rumahnya dengan selang panjang berwarna putih.

Ia terbayang series yang ia tonton semalam, bahwa bagaimana tidak enaknya seseorang yang tak juga diberi kepastian. Lara merasa ia pun sama. Ryan sampai sekarang pun tak jua menyatakan perasaannya, dia juga menjadi jarang menemui Lara. Hari-hari Lara kini dipenuhi oleh satu orang, Ajil.

Lara menghela nafas, kalau gini bisa-bisa ia sukanya sama Ajil bukan sama Ryan lagi.

Tin tin!

Baru saja diomongin di pikiran, eh orangnya dateng. Lara melihat Ajil yang ada di atas motornya.

Lara mendekat, lalu menaikan satu alisnya ketika sudah berada di dekat Ajil.

"Kenapa kesini?" Tanya Lara.

"Yaelah galak amat, emang nggak boleh apa gue kesini?"

Lara menghela nafas, "masih pagi, setan"

"Yah, ngegas. Belum mandi kan? Mandi gih, temenin gue yuk" ajak Ajil.

"Bukannya lo punya sahabat cewek ya? Kok minta temenin gue, lo?" Tanya Lara.

"Sibuk mereka. Sibuk les sana-sini" jawab Ajil.

Lara menendang kaki Ajil pelan, "lo harusnya gitu juga tai, udah kelas dua belas tapi santainya nauzubillah lo" ujar Lara.

"Kalo udah rezeki, universitas mana aja keterima gue" ucap Ajil dengan lagak sombongnya.

"Mimpi lo!"

Ajil terkekeh, "mendingan lo mandi, gue tunggu dah"

"Mau nunggu di dalam nggak? Daripada lo nunggu disini" tawar Lara.

"Boleh tu boleh"

Ajil turun dan mendorong motornya ke depan garasi rumah Lara yang tertutup. Lalu, ia mengikuti langkah Lara dari belakang menuju ke dalam rumah Lara.

"Lo duduk disini aja, tunggu ya. Ntar gue minta mbak gue buat buatin lo minum" ujar Lara membuat Ajil menganguk seraya mengacungkan satu jempol kanannya.

Lima menit, Ajil diberi minuman oleh orang yang bekerja di rumah Lara sebagai asisten rumah tangga.

Ajil memperhatikan, rumah Lara besar namun sepi. Seperti tak ada tanda-tanda kehidupan. Hampir sama seperti kehidupan rumah Nadya.

Ajil melihat satu foto yang bertengger di atas meja kecil di sampingnya. Foto anak perempuan yang sedang memegang boneka beruang besar berwarna merah jambu. Dan di belakangnya, ada seorang pria dengan mengenakan kostum koki, Ajil rasa itu ayah Lara. Ajil tersenyum melihat Lara yang begitu bahagia di foto itu.

Sudah setengah jam Ajil menunggu, belum juga ada tanda-tanda Lara selesai dengan siap-siapnya.

"Aduh cewek, ngapain coba?" Monolog Ajil.

Lalu tak lama, Ajil melihat Lara turun dari lantai atas. Berjalan menuju Ajil. Ajil melihat penampilannya juga sama saja seperti biasanya, tapi kenapa lama amat ya?

"Lama ya? Hehe" ucap Lara.

"Gue kira lo udah pake kebaya, terus udah make up tebel, kayak pengantin" ujar Ajil ngaco.

"Apaan sih, ngapain gue pake kebaya?"

"Ya abisnya, lama bener lo. Sampe mual gue nunggunya" ujar Ajil.

"Lebay lo" Lara memukul pelan lengan Ajil.

······

"Ngapain sih lo ngajak gue ke mall?" Tanya Lara saat mereka kini telah berada di dalam sebuah mall.

AJILARA (SELESAI)Where stories live. Discover now