34: arti nama

389 31 6
                                    

"PAPA!!"

Apa ini?! Lara melihat sekarang Papanya yang hendak melempar satu piring yang masih utuh pada Mamanya. Wajah Lara merah, ia benar - benar marah pada Papanya sekarang.

Dengan cepat Lara berlari menghampiri Mama dan Papanya. Ia mengambil paksa piring yang ada di tangan Papanya itu dan melemparnya dekat dengan sang Papa.

"Ada apa lagi ini Pa?! Selain jalan sama lonte di luar sana, Papa masih mau sakitin Mama, iya?!"

"Ini bukan urusan kamu, Lara!" Seru Papa Lara.

"Ini juga keluarga aku kan Pa? Berarti ini urusan aku juga"

Lara memegang kedua bahu Mamanya, ia membantu Mamanya untuk berdiri. Lalu ia bantu Mamanya itu untuk pergi menuju kamar yang tentunya harus menaiki tangga dahulu.

Lolla yang sejujurnya agak takut langsung berlari kecil menghampiri Lara dan Mamanya, ia membantu Mama Lara juga untuk berjalan.

Namun di anak tangga kedua, Lara berhenti dan menoleh pada Papanya.
"Aku gak akan tinggal diam kalo Papa apa - apain Mama" ucapnya serius.

Papa Lara yang kesal langsung menghembuskan nafas kasarnya dan pergi keluar dari rumah Lara.

············

Ajil masuk ke dalam tempat lesnya yang baru. Semenjak Lara berhenti untuk membantunya dalam belajar berbahasa Inggris, ia dimasukan ke dalam tempat les khusus oleh Bundanya.

Ajil duduk dan mengeluarkan ponselnya dari dalam tas.

Ia melihat lockscreennya bersama Lara yang belum juga ia ganti. Namanya juga masih sayang, ujarnya saat digoda oleh Nadya.

"Cantik banget mantan gue" ucapnya tak terkendali.

Ajil melihat ke meja pengajarnya. Belum masuk. Orang - orang yang bimbel di tempat les khusus speaking english itupun belum pada datang, baru dua orang, dirinya dan satu lagi perempuan culun dengan kacamata dan rambut yang dikepangnya.

Ajil kembali mengarahkan pandangannya ke ponsel miliknya. Masih melihat potrenya bersama Lara.

Ajil menghela nafasnya, "makan tahu minum nya air galon. I love you, but you're just my imagination" ucapnya lalu tersenyum pasrah.

"Cakep tuh, thank's ya bro. Lumayan buat gue pantunin gebetan gue" celetuk seseorang tiba - tiba. Salah satu orang yang les di tempat itu. Orangnya juga terlihat culun, memakai kacamata dengan rambut yang klimis.

"Ceileh, siapa emang gebetan lo?" Tanya Ajil sembari menaik - turunkan kedua alisnya.

"Tu" tunjuk cowok tersebut pada cewek yang tadi datang bersamaan dengan Ajil.

"Oh, yang dikepang itu rambutnya?"

Cowok tersebut menanggukan kepalanya sembari tersenyum pede.

"Boleh kan gue ambil pantunnya?" Tanyanya.

Ajil menangguk - anggukan kepalanya, "ya ya, boleh. Gue doain lo sama dia jadian dah. Tapi lo harus doain gue juga buat balikan sama mantan gue ya"

"Oke. Aamiin. Yaudah, gue mau duduk dulu"

"Ya, sono"

AJILARA (SELESAI)Where stories live. Discover now