42: pulang [ end ]

596 37 2
                                    

5 tahun setelahnya ..

··········

Di malam yang terang bulan ini, Lara duduk tenang di atas kasurnya dengan bersender dengan kepala ranjangnya, juga menyelimuti kakinya karena dinginnya ac. Di atas pahanya terdapat laptop yang menyala dan menampilkan seseorang dilayar. Lara sedang melakukan video call dengan Ajil.

Di layar laptop milik Lara, terlihat Ajil yang sedang berbincang ria bersama Lara dengan topi toga di kepalanya. Kabar baik, Ajil baru saja dinyatakan lulus. Dan malam ini, Ajil ingin merayakan hari kelulusannya dengan Lara. Walaupun ditempatnya sana bukan malam hari.

"Cepet pulang ya, biar ngerayainnya gak virtual gini" ucap Lara yang dibalas anggukan oleh Ajil. "Aku juga maunya secara langsung sama kamu, Ra" ujar Ajil.

"Oh iya, Kak Nadya, Kak Kyla gimana kabarnya??" Tanya Lara.

"Fine. Aku udah lulus, mereka masih pusing sama praktek segala macem" tutur Ajil seraya sedikit terkekeh.

Nadya dan Kyla memang keterima di fakultas yang terkenal dengan masa kuliahnya yang lama. Kedokteran. Ntah takdir apa, tapi tidak disangka keduanya bisa sama-sama diterima di fakultas yang sama dan kampus yang sama. Mereka berdua ingin mencapaikan mimpi sahabat mereka beserta Ajil, yaitu Nando.

Lara mengangguk-anggukan kepalanya, "ngerti sih" ucapnya.

"Kamu? Gimana kuliahnya? Seru??" Tanya Ajil beruntun.

Lara bergumam panjang, "seru iya, susah juga iya, bikin puyeng. But, i'm enjoyed. Tapi ya, temen-temen di kampus gak ada yang asik. Kayaknya aku cuma cocok sama Lolla deh" ujar Lara.

Lara berhasil masuk ke fakultas Sastra Inggris yang ia impikan dari lama. Sedangkan Lolla, masuk ke jurusan bisnis di salah satu universitas negeri di Jakarta. Sedangkan Lara, ia masuk ke universitas swasta bergengsi yang juga ada di ibukota. Sebenarnya Lara lolos utbk dan keterima di universitas terbaik di Indonesia yang berada di kota Depok namun tidak ia terima karena ia memutuskan untuk tidak jauh dari Mamanya dan Bara, mengingat keluarga mereka yang tidak lagi lengkap.

"Emang gitu dunia perkuliahan, gak seindah masa SMA. Eh tapi, kamu sama Lolla tetep temenan dan suka ketemu kan??" Tanya Ajil.

"Iyalah. Malahan kalo aku ke rumah kamu, aku selalu ajak dia hehe"

"I know"

"Ih kok tau. Tau dari siapa??"

"Bunda" jawab Ajil sekenanya.

Lara mengulum bibirnya, ia memikirkan apa jangan-jangan Bundanya Ajil tidak suka terhadapnya karena tidak berani datang ke rumah Ajil seorang diri. Ajil yang seakan mengetahui isi kepala Lara, langsung memanggilnya. "Lara, tapi Bunda suka kok sama kamu. Dia bilang dia seneng, karena kamu selalu sempetin buat main ke rumah" jelas Ajil membuat Lara tertawa salah tingkah.

Perbincangan keduanya berlanjut hingga larut malam. Karena mengantuk, mereka menyudahi percakapan mereka. Lara memilih untuk langsung tidur sembari membayangkan dirinya dan Ajil yang akan bertemu di suatu hari nanti.

··········

Lolla membuka pintu kamar dan menepuk jidatnya saat melihat Lara yang masih terbaring pulas di atas tempat tidurnya. Lolla menghampiri Lara dan mencubit keras pipi sahabatnya itu. "Lara bangun!!" Jerit Lolla.

AJILARA (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang